Takut dengan darah? Jangan! Setetes darah sangat berarti bagi nyawa kita. Dalam bab ini kalian akan ditunjukkan bagaimana darah beredar dalam tubuh kita, bagaimana kita bisa sembuh ketika kulit sudah terluka. Peran darah begitu besar, setetes darah yang sebesar kepala jarum pentul penuh dengan 6 juta sel darah dalam setiap milimeter kubik.
A. Sistem Peredaran Darah pada Hewan
1. Sistem Peredaran Darah pada Avertebrata
Avertebrata merupakan hewan yang tidak bertulang belakang. Ada hewan yang belum memiliki peredaran darah, ada yang berupa peredaran darah terbuka, dan ada yang berupa peredaran darah tertutup.
a. Sistem peredaran darah tidak melalui peredaran darah
Hewan bersel satu (Protozoa) tidak memiliki sistem peredaran darah. Gas yang dibutuhkan dan zat makanan yang akan diserap dilakukan secara difusi, karena tubuh hanya terdiri atas satu sel sehingga seluruh aktivitas metabolismenya dilakukan oleh sel itu sendiri. Banyak hewan jenis ini yang menggunakan organel selnya untuk metabolisme, seperti Paramaecium menggunakan vakuola kontraktil untuk mengedarkan zat makanan cair, dan menggunakan vakuola makanan untuk mengedarkan zat makanan padat. Ada hewan yang menggunakan rongga sebagai saluran pencernaan sekaligus saluran peredaran yang dinamakan rongga gastrovaskuler. Contoh Hydra dan Planaria.
b. Sistem peredaran darah terbuka
Dinamakan sistem peredaran darah terbuka karena darah ataupun homolimfa dialirkan tidak melalui pembuluh, tetapi langsung dialirkan ke dalam rongga tubuh. Sistem ini dijumpai pada hampir semua jenis Mollusca dan Arthropoda.
1) Sistem peredaran darah Mollusca
Alat peredaran darah siput terdiri atas jantung dan pembuluh darah yang masih sederhana. Jantungnya terdiri atas atrium dan ventrikel yang terletak di dalam rongga perikardial. Jika jantung berdenyut, darah akan terpompa ke luar menuju rongga perikardial atau sinus terus menuju ke jaringan tubuh. Di dalam jaringan, darah akan membebaskan zat makanan dan menyerap zat-zat sisa. Selanjutnya darah akan menuju ke rongga perikardial terus ke jantung melalui ostium.
2) Sistem peredaran darah pada Arthropoda
Alat peredaran darah serangga terdiri atas jantung dan arteri. Jantung
disebut jantung pembuluh. Darah dan cairan tubuh serangga disebut
hemolimfa.
Arah aliran hemolimfa adalah:
Bila jantung pembuluh berdenyut ����hemolimfa terpompa mengalir melalui arteri ��masuk rongga tubuh ��masuk jaringan-jaringan tubuh tanpa melalui pembuluh-pembuluh kapiler ��dari jaringan-jaringan tubuh akan kembali masuk ke jantung pembuluh melalui ostium.
Fungsi hemolimfa untuk mengedarkan zat-zat makanan kepada sel-sel. Hemolimfa tidak mengandung hemoglobin sehingga tidak mengikat oksigen. Dengan demikian darah Arthropoda hanya mengedarkan sari makanan. Oksigen dan karbondioksida diedarkan melalui sistem trakea yang memungkinkan oksigen dari lingkungan dapat mencapai jaringan.
c. Sistem peredaran darah tertutup
Dinamakan sistem peredaran darah tertutup karena darah beredar di dalam pembuluh-pembuluh yang saling berhubungan. Peredaran darah tertutup sederhana, contohnya pada cacing tanah.
Sistem peredaran darah Annelida
Alat peredaran darah cacing tanah berupa pembuluh darah punggung (dorsal) dan pembuluh darah perut (ventral) yang dihubungkan oleh pembuluh darah samping (lateral) serta pembuluh kapiler. Pembuluh darah samping pada segmen ke-7 sampai ke-11 terdiri atas 5 pasang lengkung aorta kelima pasang lengkung aorta inilah yang dianggap “jantung cacing”.
2. Sistem Peredaran Darah pada Vertebrata
Sistem peredaran darah yang lebih kompleks terdapat pada vertebrata. Pusat peredaran darah vertebrata adalah jantung.
a. Sistem peredaran darah ikan
Sistem peredaran darah ikan disebut peredaran darah tunggal, karena darah hanya satu kali melewati jantung.
Jantung ikan terdiri dari 2 ruang, yaitu satu atrium dan satu ventrikel. Dinding atrium tipis, sehingga warna darah di dalamnya tampak memerah dengan jelas, sedangkan dinding biliknya cukup tebal, sehingga tampak lebih pucat. Selain itu pada jantung ikan terdapat sinus venosus yang menerima darah dari vena kardinalis anterior dan vena kardinalis posterior.
b. Sistem peredaran darah amfibia
Sistem peredaran darah katak disebut peredaran darah ganda karena dalam satu kali peredarannya, darah melewati jantung dua kali. Pada masa larva (berudu) sistem peredaran darahnya menyerupai ikan. Setelah metamorfosis menjadi katak, sistem peredaran darah mengalami perubahan yang sesuai untuk kehidupan di lingkungan darat.
Alat peredaran darah terdiri atas jantung, pembuluh nadi, kapiler, dan pembuluh balik. Jantung katak terdiri dari 3 ruang, yaitu 2 atrium (kanan = atrium dexter dan kiri = atrium sinister). Serta menampung darah dari pembuluh besar yang akan masuk ke atrium dexter.
c. Sistem peredaran darah reptilia
Sistem peredaran darah reptilia merupakan peredaran darah ganda, jantung reptilia terdiri atas 4 ruang, yaitu 2 atrium (kanan dan kiri) serta ventrikel (kanan dan kiri). Sekat antara ventrikel kanan dan ventrikel kiri umumnya belum sempurna. Pada buaya, sekat ventrikel hampir sempurna dan hanya terdapat suatu lubang yang disebut foramen panizzae.
Adanya foramen panizzae memungkinkan pemberian oksigen ke alat-alat
pencernaan dan untuk keseimbangan tekanan dalam jantung sewaktu menyelam dalam air. Arah aliran darah:
1) Dari ventrikel jantung ada dua aorta yang membelok ke kanan dan ke kiri.
2) Dari tiap aorta tersebut bercabang-cabang arteri kecil yang menuju ke berbagai organ tubuh.
3) Setelah sampai di kapiler darah kembali ke jantung.
d. Sistem peredaran darah burung
Sistem peredaran darah burung merupakan peredaran darah ganda. Jantung burung terbagi 4 ruang, yaitu 2 atrium (kanan dan kiri) serta 2 ventrikel (kanan dan kiri). Sekat antara ventrikel kiri dan ventrikel kanan sempurna sehingga tidak terjadi percampuran antara darah yang kaya dan miskin oksigen. Dibandingkan dengan vertebrata lainnya, darah di aorta burung mengandung lebih banyak oksigen. Busur aorta pada burung hanya ada satu, yaitu arcus aorta yang menuju ke sebelah kanan.
Arah aliran darah:
1) Darah dari vena (membawa CO2) ��serambi kanan ��dipompa keluar melalui arteri dada ��paru-paru.
2) Dalam paru-paru (darah melepas CO2 dan mengambil O2) ��serambi kiri ��darah dipompa keluar melalui aorta untuk diedarkan ke seluruh tubuh.
3) Aorta bercabang-cabang menjadi pembuluh kapiler yang terdapat dalam jaringan
4) Dalam jaringan, pembuluh kapiler darah (memberi O2 dan mengambil CO2 dan air) ��vena ��serambi kanan ��dan seterusnya.
B. Sistem Peredaran Darah Mamalia dan Manusia
1. Darah
Di dalam tubuh yang dinamakan darah adalah cairan berwarna merah
yang terdapat di dalam pembuluh darah. Warna merah tersebut tidak selalu tetap, tetapi berubah-ubah karena pengaruh zat kandungannya, terutama kadar O2 dan CO2. Bila kadar O2 tinggi maka warna darahnya menjadi merah muda, tetapi bila kadar CO2 nya tinggi maka warna darahnya menjadi merah tua.
Pada manusia atau mamalia, volume darahnya adalah 8% berat badannya. Jika seseorang dewasa yang berat badannya 60 kg, berat darahnya lebih kurang 0,08 × 60 kg liter darah. Jadi volume seluruh darah yang beratnya 50 kg adalah 4,8 liter.
a. Fungsi darah
1) Mengangkut sari makanan dan oksigen ke seluruh tubuh dan mengangkut sisa oksidasi ke alat pengeluaran.
2) Mengatur keseimbangan asam basa untuk menghindarkan kerusakan jaringan tubuh.
3) Mempertahankan tubuh dari infeksi kuman.
4) Menjaga stabilitas suhu tubuh dengan memindahkan panas dari alat tubuh yang aktif ke bagian yang kurang aktif.
5) Mengedarkan hormon dari kelenjar endokrin ke organ-organ tertentu.
b. Sel-sel darah
1) Eritrosit (sel darah merah) Ciri-ciri:
a) Tidak berinti.
b) Mengandung Hb (hemoglobin), yaitu suatu protein yang mengandung senyawa hemin dan Fe.
Hb mempunyai daya ikat terhadap O2 dan CO2. Pada laki-laki dewasa, dalam 1 mm3 darahnya terkandung 5 juta eritrosit. Sedangkan pada wanita dewasa dalam 1 mm3 darahnya terkandung 4 juta eritrosit. Kekurangan eritrosit, Hb, dan Fe akan mengakibatkan anemia.
2) Leukosit (sel darah putih)
Ciri-ciri:
a) Berfungsi mempertahankan tubuh dari serangan penyakit dengan cara memakan (fagositosis) penyakit tersebut. Itulah sebabnya leukosit disebut juga fagosit.
b) Jumlah leukosit sangat sedikit dibandingkan dengan eritrosit (dalam setiap mm3 darah hanya 6000 - 9000).
c) Bentuknya bervariasi dan mempunyai inti sel bulat ataupun cekung.
d) Geraknya seperti Amoeba dan dapat menembus dinding kapiler.
e) Plasma leukosit mengandung butiranbutiran (granula).
Pembagian leukosit
Berdasarkan ada atau tidaknya granula di dalam plasma, leukosit di kelompokkan menjadi:
a) Granulosit (leukosit bergranula)
(1) Neutrofil, plasmanya bersifat netral, inti selnya seringkali berjumlah banyak dengan bentuk bermacam-macam, bersifat fagositosis terhadap eritrosit, kuman dan jaringan mati.
(2) Eosinofil, plasmanya bersifat asam sehingga akan berwarna merah tua bila ditetesi eosin, bersifat fagosit dan jumlahnya akan meningkat jika tubuh terkena infeksi.
(3) Basofil, plasmanya bersifat basa sehingga akan berwarna biru jika ditetesi larutan basa, jumlahnya bertambah banyak jika terjadi infeksi, bersifat fagosit, mengandung heparin, yaitu zat kimia anti penggumpalan.
b) Agranulosit (leukosit tidak bergranula)
(1) Limfosit, tidak dapat bergerak, berinti satu, ukuran ada yang besar dan ada yang kecil, berfungsi untuk membentuk antibodi.
(2) Monosit, dapat bergerak seperti Amoeba, mempunyai inti yang bulat atau bulat panjang, diproduksi pada jaringan limfa dan bersifat fagosit.
3) Trombosit (keping-keping darah)
Ciri-ciri:
a) Sering disebut sel darah pembeku karena fungsinya dalam proses
pembekuan darah.
b) Berukuran lebih kecil daripada eritrosit maupun leukosit dan tidak berinti.
c) Dalam setiap mm3 terdapat 200.000 - 400.000 trombosit.
d) Dibentuk pada sel megakariosit sumsum tulang.
e) Mempunyai waktu hidup sekitar 8 hari.
c. Plasma darah (cairan darah)
Plasma darah manusia tersusun atas 90% air dan 10% zat-zat terlarut. Zat-zat terlarut tersebut, yaitu:
1) Protein plasma, terdiri atas albumin, globulin, dan fibrinogen.
Albumin berfungsi untuk menjaga volume dan tekanan darah. Globulin berfungsi untuk melawan bibit penyakit (sehingga sering disebut immunoglobulin). Ketiga protein tersebut dihasilkan oleh hati dengan konsentrasi 8%.
2) Garam (mineral) plasma dan gas terdiri atas O2 dan CO2
Konsentrasi garam kurang dari 1%. Garam ini diserap dari usus dan berfungsi untuk menjaga tekanan osmotik dan pH darah. Adapun gas diserap dari jaringan paru-paru. O2 berfungsi untuk pernapasan sel dan CO2 merupakan sisa metabolisme.
3) Zat-zat makanan terdiri atas lemak, glukosa, dan asam amino sebagai makanan sel. Zat makanan ini diserap dari usus.
4) Sampah nitrogen hasil metabolisme terdiri atas urea dan asam urat. Sampah-sampah ini diekskresikan oleh ginjal.
5) Zat-zat lain seperti hormon, vitamin, dan enzim yang berfungsi untuk membantu metabolisme. Zat-zat ini dihasilkan oleh berbagai macam sel.
d. Golongan darah
Dr. Landsteiner dan Donath menemukan antigen (aglutinogen) di dalam sel darah merah dan juga menemukan antibodi (aglutinin) yang terdapat di dalam plasma darah. Berdasar macam antigen yang ditemukan tersebut, beliau membagi golongan darah menjadi 4 golongan, yaitu seperti pada Tabel 5.1 berikut:
Golongan darah | Aglutinogen | Aglutinin |
A | A | B |
B | B | A |
AB | A dan B | Tidak punya |
0 | Tidak punya | A dan B |
Dalam transfusi darah, perlu diperhatikan jenis aglutinogen dari darah donor dalam eritrositnya, sedangkan pada resipien perlu diperhatikan macam aglutinin di dalam plasma darahnya. Hukum Landsteiner menyatakan bahwa bila aglutinogen bertemu dengan zat antinya (aglutinin), maka akan terjadi aglutinasi atau penggumpalan darah.
2. Alat-Alat Peredaran Darah
Alat peredaran darah terdiri atas jantung dan pembuluh darah.
a. Jantung
Jantung merupakan pompa berotot. Fungsinya sebagai alat pemompa darah. Jantung terdiri dari otot jantung (miokardium) yang bagian luarnya dilapisi oleh selaput jantung (perikardium) yang terdiri dari 2 lapisan. Di antara kedua lapisan tersebut terdapat cairan getah bening yang berfungsi untuk menahan gesekan. Bagian dalam jantung dilapisi oleh endokardium. Otot jantung mendapatkan zat-zat makanan dan oksigen dari darah melalui arteri koroner. Peristiwa penyumbatan dari arteri koroner disebut koronariasis. Jantung terdiri atas 4 ruangan, yaitu 2 atrium (serambi) dan 2 ventrikel (bilik).
1) Atrium
Atrium merupakan ruangan jantung tempat masuknya darah dari pembuluh balik (vena), antara atrium kanan dan atrium kiri terdapat katup valvula bikuspidalis pada fetus, antara atrium kanan dan kiri terdapat lubang yang disebut foramen ovale menjelang kelahiran, foramen ovale akan menutup.
2) Ventrikel
Ventrikel mempunyai otot lebih tebal daripada atrium, dan ventrikel kiri lebih tebal daripada ventrikel kanan. Ini disebabkan ventrikel berfungsi memompakan darah keluar jantung, antara ventrikel kanan dan kiri terdapat katup valvula trikuspidalis.
b. Pembuluh darah
Darah mengalir keluar dari jantung melalui pembuluh. Darah mengalir masuk ke jantung pun melalui pembuluh. Oleh sebab itu, pada dasarnya terdapat 2 kelompok pembuluh darah, yaitu pembuluh yang aliran darahnya meninggalkan jantung dan yang menuju jantung.
Macam-macam pembuluh darah
Macam-macam pembuluh darah, yaitu:
1) Arteri (pembuluh nadi)
Yaitu pembuluh darah yang membawa darah dari jantung. Pembuluh ini dapat dibedakan menjadi aorta, arteri, dan arteriole. Aorta adalah pembuluh darah yang langsung berhubungan dengan jantung. Aorta bercabang menjadi arteri. Sedangkan arteriole merupakan pembuluh nadi yang berhubungan dengan kapiler.
2) Vena (pembuluh balik)
Yaitu pembuluh darah yang membawa darah ke jantung. Pembuluh ini dapat dibedakan menjadi venule, vena, dan vena cava. Venule merupakan pembuluh balik yang berhubungan dengan kapiler. Vena menerima darah dari venule. Vena cava merupakan pembuluh balik besar yang langsung berhubungan dengan jantung.
3) Pembuluh kapiler
Merupakan pembuluh halus yang menghubungkan arteriole dengan venule. Kapiler merupakan pembuluh halus yang dindingnya hanya setebal selapis sel. Pada pembuluh inilah terjadi pertukaran oksigen dari darah dengan karbon dioksida jaringan.
Dinding pembuluh darah mempunyai 3 lapisan, yaitu:
1) Lapisan terluar, merupakan lapisan tipis dan kuat terdiri atas jaringan kuat.
2) Lapisan tengah, terdiri atas jaringan otot polos. Karena otot polos ini bersifat tidak sadar maka aliran darah dan tekanan darah pada pembuluh darah tidak dapat dirasakan.
3) Lapisan dalam, merupakan lapisan yang membatasi ruangan pembuluh darah.
3. Macam-Macam Peredaran Darah
Macam-macam peredaran darah, yaitu:
a. Peredaran darah besar atau sistem sirkulatoria magna. Yaitu peredaran darah dari jantung (bilik kiri) �� seluruh tubuh (kecuali paru-paru)���� jantung (serambi kanan).
b. Peredaran darah kecil atau sistem sirkulatoria parva. Yaitu peredaran darah dari jantung (bilik kanan) �� paru-paru �� jantung (serambi kanan).
c. Sistem vena porta. Yaitu vena dari suatu alat tubuh sebelum menuju ke jantung mampir dulu ke suatu alat. Pada manusia dan mamalia adalah sistem vena porta hepatica, yaitu darah dari usus sebelum ke jantung mampir dulu ke hati.
4. Getah Bening atau Limfa
Getah bening atau limfa berasal dari plasma darah yang keluar dari kapiler dan dialirkan oleh pembuluh limfa. Pembuluh limfa yang berasal dari kepala, leher, dada, jantung, paru-paru dan lengan kanan akan bersatu menjadi pembuluh limfa kanan (ductus limfaticus dexter). Adapun pembuluh limfa yang berasal dari bagian lainnya akan bersatu menjadi pembuluh limfa dada (ductus thorasicus) dan bermuara di vena bawah selangka.
Pembuluh limfa dada juga merupakan tempat bermuaranya pembuluh lemak atau pembuluh kil. Lemak inilah yang menyebabkan cairan limfa berwarna kuning keputih-putihan. Di sepanjang pembuluh limfa terdapat kelenjar-kelenjar limfa atau nodus. Kelenjar ini berfungsi untuk menyaring kuman. Beberapa kelenjar getah limfa yang besar adalah:
a. Kelenjar limfa lipat siku, lipat paha, ketiak, lutut, dan leher.
b. Kelenjar selaput lendir usus. Pembuluh limfa yang berasal dari selaput lendir usus disebut pembuluh kil.
c. Kelenjar folikel bawah lidah.
d. Kelenjar pada tonsil amandel dan adenoid.
C. Kelainan atau Penyakit pada Sistem Peredaran Darah
Kelainan dan penyakit pada darah dan sistem peredaran darah dapat disebabkan oleh faktor keturunan dan non keturunan.
1. Faktor Keturunan
Penyakit keturunan disebabkan oleh genetik. Di antaranya adalah sebagai berikut:
a. Hemofilia
Penyakit keturunan berupa darah yang keluar dari pembuluh darah tidak dapat membeku.
b. Thalassemia
Penyakit yang ditandai dengan bentuk sel darah merah yang tidak
beraturan. Akibatnya daya ikat terhadap oksigen dan karbon dioksida kurang.
c. Sick Cell Anemia (SCA)
Penyakit berupa kelainan sel darah merah yang berbentuk seperti bulan sabit, akibatnya daya ikat terhadap oksigen dan karbon dioksida berkurang.
2. Faktor Non Keturunan
Kelainan darah ini disebabkan oleh faktor fisiologis. Di antaranya adalah:
a. Anemia
Penyakit kurang darah, disebabkan kandungan Hb rendah, berkurangnya sel darah merah, atau menurunnya volume darah dari ukuran normal.
b. Anemia pernisiosa
Penyakit di mana tubuh tidak mampu menyerap vitamin B - 12.
c. Aneurisma
Penyakit pelebaran pembuluh arteri karena lemahnya dinding otot.
d. Eritroblastosis fetalis
Rusaknya eritrosit bayi di dalam kandungan karena perbedaan rhesus dengan ibu.
e. Elefantiasis
Penyumbatan aliran pembuluh limfa akibat infeksi cacing Filaria.
f. Hipertensi
Tekanan darah tinggi, yaitu nilai ambang tekanan sistole sekitar 140 - 200 mmHg atau lebih, dan nilai ambang tekanan diastole sekitar 90 - 110 mmHg atau lebih.
g. Hipotensi
Tekanan darah rendah, bila tekanan sistole di bawah 100 mmHg.
h. Leukemia (kanker darah)
Penyakit yang disebabkan bertambahnya leukosit yang tidak terkendali akibat kanker jaringan penghasil sel-sel darah putih.