Di bab ini anda akan mempelajari kingdom Fungi/Jamur. Dengan mempelajari bab ini, Anda diharapkan mengetahui seluk beluk dunia Jamur, dan mengetahui peranannya di dalam kehidupan manusia. Lebih dari itu, anda juga akan mengetahui simbiosis antara Jamur dengan Makhluk hidup lain.
MORFOLOGI JAMUR
1. Ciri Morfologi Seperti yang Anda amati dalam Kegiatan Kelompok 1, bentuk jamur mirip dengan tumbuhan, tetapi tidak memiliki daun dan akar yang sejati, juga tidak mempunyai klorofil sehingga dia tidak dapat melakukan fotosintesis. Untuk itulah jamur digolongkan atau diklasifikasikan tersendiri karena tidak dapat digolongkan dalam tumbuhan atau hewan. Dari hasil kegiatan yang Anda akukan, Anda dapat mengetahui ternyata jenis jamur ada yang dapat dilihat secara langsung atau bentuknya makroskopis dan ada yang harus diamati menggunakan mikroskop karena bentuknya mikroskopis. Pada umumnya jamur mempunyai sel banyak (multiseluler) misalnya jamur merang dan jamur tempe, tetapi ada juga yang bersel tunggal (uniseluler) seperti ragi atau yeast/ Saccharomyces. Jamur yang multiseluler tersusun atas benang-benang yang disebut dengan hifa. Apabila dilihat dengan mikroskop tampak bentuk hifa ini bersekat-sekat (bersepta) dan tidak bersekat, Tiap sekat terdapat satu sel yang terdiri atas satu atau beberapa inti sel. Adapun pada hifa yang tidak bersekat, inti selnya tersebar di dalam sitoplasma yang disebut dengan sinositik. Seperti yang terlihat pada mikroskop, sel-sel jamur ini sudah memiliki membran inti sel, sehingga dikelompokkan sebagai organism eukariotik. Dinding sel jamur ini terbuat dari kitin yang dapat memberikan bentuk dari sel-sel jamur. Jalinan/kumpulan hifa-hifa ini akan membentuk suatu miselium, dan miselium inilah yang tumbuh menyebar di atas substrat dan berfungsi sebagai penyerap makanan dari lingkungannya.
2. Cara Bereproduksi Secara alamiah, jamur dapat berkembang biak dengan dua cara, yaitu secara aseksual dan seksual. Secara aseksual dilakukan dengan pembelahan, yaitu dengan cara sel membagi diri untuk membentuk dua sel anak yang serupa, penguncupan, yaitu dengan cara sel anak yang tumbuh dari penonjolan kecil pada sel inangnya atau pembentukan spora. Spora aseksual ini berfungsi untuk menyebarkan speciesnya dalam jumlah yang besar dengan melalui perantara angin atau air. Ada beberapa macam spora aseksual, di antaranya seperti berikut. a. Konidiospora, merupakan konidium yang terbentuk di ujung atau di sisi hifa. Ada yang berukuran kecil, bersel satu yang disebut mikrokonidium, sebaliknya konidium yang berukuran besar dan bersel banyak disebut makrokonidium. b. Sporangiospora, merupakan spora bersel satu yang terbentuk dalam kantung yang disebut sporangium, pada ujung hifa khusus. Perkembangbiakan jamur secara seksual dilakukan dengan peleburan inti sel/nukleus dari dua sel induknya. Reproduksi secara seksual ini lebih jarang dilakukan dan jumlahnya lebih sedikit dibandingkan secara aseksual. Perkembangbiakan ini terjadi apabila berada dalam keadaan tertentu. Seperti halnya spora aseksual jamur, jenis spora seksual jamur pun bermacam-macam, yaitu sebagai berikut.
No Nama Keterangan 1 Askospora Merupakan spora bersel satu yang terbentuk di dalam kantung yang dinamakan askus. Dalam setiap askus terdapat askospora. 2 Basidiospora Merupakan spora bersel satu yang terbentuk di atas struktur berbentuk gada yang dinamakan basidium 3 Zygospora Merupakan spora besar berdinding tebal, terbentuk dari ujung-ujung dua hifa yang serasi yang dinamakan gametangia. 4 Oospora Merupakan spora yang terbentuk dari pertemuan antara gamet betina (oogonium) dan gamet jantan (anteridium), sehingga akan terjadi pembuahan (oosfer) dan akan menghasilkan oospora.
KLASIFIKASI JAMUR
1.Zygomycota Kelompok kelas ini memiliki tiga jenis hifa, yaitu hifa yang menjalar di permukaan substrat disebut stolon, hifa yang menembus ke dalam substrat seperti akar disebut rizoid, dan hifa yang menjulang ke atas dan membentuk sporangium disebut sporangiosfor. Sporangium atau kotak spora akan menghasilkan sporangiospora/spora.Jamur Zygomycota bisa menghasilkan spora, maka cara reproduksinya dapat dilakukan secara aseksual yaitu apabila sporangium telah matang (biasanya berwarna hitam) maka dindingnya robek dan pecah yang menghasilkan banyak spora, selanjutnya akan keluar dan menyebar dengan bantuan angin. Jika jatuh di tempat yang cocok, maka akan tumbuh membentuk hifa baru. Ciri khas dari jamur ini adalah reproduksi seksualnya membentuk spora khusus, yaitu zigospora sehingga dimasukkan dalam kelas Zygomycota. Cara reproduksi dengan seksual, yaitu secara konjugasi, dimulai dari ujung-ujung hifa yang berlainan jenis terdiri atas hifa jantan (hifa +) dan hifa betina (hifa -), kedua hifa tersebut bersifat haploid (n). Apabila kedua hifa tersebut mengalami pembengkakan dan pemanjangan pada ujungnya, maka akan bertemu dan bersatu dan selanjutnya akan melebur dan akan menghasilkan zygot berdinding tebal yang disebut zygospora (bersifat diploid 2n). Karena berdinding tebal, maka dia tahan terhadap kondisi lingkungan yang buruk. Pada saat ini terjadi fase istirahat (dormansi) selama 1-3 bulan. Apabila keadaan lingkungan telah membaik, maka zygospora akan berkecambah serta tumbuh menjadi hifa-hifa baru dan akan membentuk sporangiosfor yang pada ujungnya terdapat sporangium yang berisi spora dan selanjutnya akan terjadi proses reproduksi aseksual, demikian seterusnya. Berdasarkan uraian di atas, coba Anda cermati, manakah fase yang lebih panjang, fase haploid ataukah fase diploid? Pikirkan! Agar pemahaman Anda tentang perkembangbiakan secara seksual dan aseksual pada kelas Zygomycota. Rhizopus stolonifer dapat membantu terbentuknya tempe, yaitu dapat membantu menguraikan protein kedelai menjadi protein sederhana dan asam amino, dengan bantuan enzim yang dikeluarkan. Karena dia mampu menguraikan, sehingga mempunyai kesamaan fungsi dengan bakteri, coba Anda ingat kembali tentang bakteri! Jamur kelas ini hidup secara saprofit, baik di tanah, sisa-sisa organisme, kayu lapuk, misalnya Mucor yang hidup pada roti yang sudah basi. Tetapi ada juga yang lebih menguntungkan, misalnya Rhizopus oryzae yang digunakan untuk pembuatan sake (minuman khas Jepang) Selain untuk membuat sake, golongan jamur ini adapula yang digunakan untuk mengendalikan populasi nyamuk Aedes aegypti (penyebar penyakit demam berdarah), yaitu dengan menggunakan jamur Entomophthera culicis. Mengapa jamur ini dapat mengendalikan populasi nyamuk Aedes aegypti? Jamur Entomophthera culicis bisa hidup sebagai parasit di dalam rongga tubuh nyamuk, selanjutnya akan menggerogoti membran tubuh nyamuk bagian dalam sehingga lama kelamaan nyamuk tersebut akan mati.
2. Ascomycota Pernahkan Anda berpikir bahwa makanan seperti tape, roti, kue mangkuk, bahkan minuman bir dan alkohol merupakan hasil dari suatu jamur? Golongan jamur ini merupakan kelompok yang terbesar. Makanan itu merupakan contoh produk dari golongan jamur ini. Selain dapat menghasilkan produk-produk tersebut, jamur Ascomycota juga bersifat sebagai saprofit pada sampah, bahkan sebagai parasit pada tanaman. `Seperti halnya Zygomycota, jamur ini juga memiliki konidiospora, konidiosfor, askospora, serta mengalami perkembangbiakan secara aseksual dan seksual. Bagaimana prosesnya? Perhatikan Gambar 6.8 berikut ini! Dari hifa yang banyak dan di antara hifa bercabang-cabang terdapat hifa yang pada ujungnya membentuk alat kelamin betina dan biasanya mempunyai ukuran lebih besar disebut askegonium dan di dekat pada ujung hifa yang lain membentuk alat kelamin jantan yang disebut anteridium, masingmasing berinti haploid (n). Dari askegonium tumbuh saluran disebut trikogen yang menghubungkan dengan anteridium. Melalui saluran inilah inti sel/ nukleus pindah dan masuk ke askegonium, sehingga masing-masing inti dari askegonium dan anteridium akan berpasangan sehingga akan terbentuk pasangan inti yang berinti diploid (2n). Kemudian dari pasangan inti tersebut akan tumbuh hifa yang disebut hifa askogonium dikariotik (berinti dua/2n) yang akan membelah secara mitosis. Selanjutnya, hifa dikariotik tersebut akan bercabang-cabang, hifanya banyak bersekat melintang dan membentuk tubuh buah yang disebut askokarp. Pada ujung-ujung hifa dikariotik tersebut akan membentuk sel khusus yang akan menjadi askus, di dalam askus ini akan terjadi peleburan dua inti (2n). Selanjutnya, akan membelah secara meiosis yang membentuk 8 buah spora askus (askospora). Apabila terkena angin, maka spora askus tersebut akan menyebar ke mana-mana. Jika jatuh di tempat yang sesuai, akan tumbuh menjadi benang hifa baru dan akan menjadi banyak, demikian seterusnya. 1) Penicillium, misalnya P. camemberti dan P. requeforti untuk pembuatan keju. P. notatum dan P. chrysogenum dapat menghasilkan antibiotik. Sporanya berupa konidia, berwarna hijau kebiruan, dan berkembang biak secara vegetatif. Jamur ini dapat dijumpai pada makanan yang busuk seperti roti, kentang, nasi, yang berarti dia hidup sebagai saprofit. 2) Aspergillus, jamur ini dapat tumbuh di mana-mana, sporanya berupa konidia. Banyak sekali manfaat dari jamur ini, antara lain untuk pembuatan makanan dan minuman. Misalnya, Aspergillus niger untuk pembuatan sale, agar-agar, atau menjernihkan sari buah. Aspergillus oryzae untuk pembuatan tape, sake, melunakkan adonan roti. Aspergillus wentii untuk pembuatan kecap, tauco, dan sake. Selain menguntungkan, ada juga jenis Aspergillus yang merugikan seperti Aspergillus flavus yang menghasilkan racun aflatoksin. Jika ditemui dalam dosis tinggi pada hewan dan manusia dapat menyebabkan kematian, adapun pada dosis rendah dapat menyebabkan kanker. Aspergillus fumigatus merupakan salah satu penyebab penyakit pernapasan 3) Saccharomyces cerevisiae Jamur ini lebih dikenal dengan nama pasaran ragi/kamir/yeast, yang dapat digunakan untuk membuat tape, roti, alkohol, bahkan minuman bir. Jamur ini banyak dijumpai pada kulit buah-buahan. Ciri utamanya adalah tidak mempunyai hifa dan tubuh buah, serta selnya berbentuk bulat. Apabila keadaan lingkungan buruk, reproduksinya dilakukan secara seksual, yaitu sel ragi yang haploid (n kromosom) bersatu dengan sel ragi haploid yang lain, kemudian akan menghasilkan zygot yang diploid (2n kromosom).
3. Basidiomycota Jamur ini sering kita temukan pada pohon, jerami, atau tanah pada waktu musim penghujan. Anggota jamur ini lebih dari 25.000 species. Jamur ini memiliki perkembangan paling tinggi di antara kelompok jamur lainnya, yaitu merupakan jamur yang makroskopis, dapat dilihat langsung, dan mempunyai ukuran yang besar. Bila diamati, bentuk tubuh buahnya menyerupai payung, bentuk dan warnanya bermacam-macam. Tubuh buahnya ini disebut basidiokarp. Spora yang dihasilkan oleh basidium (basidiospora) bersifat haploid dan tumbuh membentuk hifa-hifa yang bersekat, tiap sekat berinti satu, ada yang sebagai hifa + (jantan) dan ada hifa – (betina). Jika keduanya bertemu akan terjadi plasmogami/ percampuran plasma sel dan akan terbentuk sel hifa yang dikariotik/dua inti. Hifa tersebut akan terus berkembang membentuk miselium yang masih bersifat dikariotik, sehingga akan terbentuk tubuh buah basidiokarp yang bentuknya seperti payung. Basidiokarp ini akan menghasilkan basidium yang terdapat pada lapisan disebut himenium. Di sinilah akan terjadi kariogami, yaitu persatuan dua inti menjadi satu dan inti ini akan mengalami pembelahan meiosis untuk membentuk 4 spora haploid yang disebut dengan basidiospora, demikian seterusnya. Sebagian besar jamur ini dimanfaatkan sebagai makanan karena tubuh buahnya memiliki rasa yang enak dan mengandung nilai gizi yang tinggi. Contohnya sebagai berikut. a.Jamur merang (Volvariella volvaceae), tempat hidupnya memerlukan kelembapan yang cukup tinggi. b. Jamur kuping (Auricularia polytricha), hidup sebagai saprofit pada kayu lapuk, mempunyai warna cokelat kehitam-hitaman. Jamur ini sering digunakan untuk campuran sayur sup. c. Jamur tiram (Pleurotus sp.), tumbuh di kayu lapuk dan dapat ditanam pada serbuk gergaji. d. Jamur shitake merupakan jamur yang sering diproduksi di Cina dan Jepang, hidup pada batang kayu. Akan tetapi, tidak semua jamur ini dapat kita manfaatkan sebagai makanan seperti jamur kayu Ganoderma applantum, Amanita caecaria tidak beracun, Amanita verna beracun, hidup di tanah putih atau merah, dan Exobasidium vexans hidup parasit pada tanaman teh.
4. Deuteromycota Anda sudah mengetahui bahwa pengelompokan jamur dibedakan oleh macam spora seksual yang dihasilkannya, yaitu askospora dan basidiospora. Tetapi setelah para ahli mengadakan penelitian ternyata ada beberapa jenis yang belum diketahui reproduksi seksualnya, sehingga cara perkembangbiakannya dilakukan secara aseksual. Untuk itulah para ahli mengelompokkan secara khusus jamur ini, yaitu dalam kelompok Deuteromycota atau sering disebut fungi imperfecti. Ada sekitar 25.000 species jamur ini, misalnya Tinea versicolor penyebab panu, Epidermophyton floocossum penyebab penyakit kaki atlet, Microsporium penyebab penyakit rambut dan kuku, Trichophyton dan Epidermophyton penyebab penyakit kulit dan kuku. Apabila kita amati kebanyakan jamur ini hidup sebagai parasit. Jamur oncom pada mulanya digolongkan dalam Deuteromycota, tetapi oleh seorang ahli Indonesia dari UNMalang yang mengadakan penelitian berhasil menemukan bahwa jamur Monila sitophila dapat melakukan reproduksi seksual, yaitu menghasilkan askus. Selanjutnya, jamur ini dimasukkan dalam Ascomycota dan diubah namanya menjadi Neurospora sitophila.
SIMBIOSIS JAMUR DENGAN MAKHLUK HIDUP LAIN
1. Mikoriza Pohon pinus dapat hidup dengan subur karena terjadinya simbiosis antara jamur melalui hifanya yang masuk dalam akar tanaman pinus. Pinus akan mendapatkan air serta unsur-unsur hara dan jamur tersebut akan mendapatkan zat organiknya. Jamur ini dinamakan mikoriza. Jamur yang membentuknya biasanya dari golongan Zygomycota, Ascomycota, dan Basidiomycota. Ada dua jenis Mikoriza, yaitu pada akar pinus merupakan ektomikoriza dan endomikoriza pada akar kacang. Perhatikan Gambar 6.14 ini! Pada ektomikoriza, terlihat hifanya tidak menembus di dalam akar (korteks), tetapi hanya sampai pada epidermis saja. Adanya jamur ini, akar sudah tidak memerlukan bulu akar, tetapi tanaman tersebut sudah mendapatkan air dan unsur hara lebih dari cukup berkat jamur ini. Karena itulah tumbuhan ini tahan terhadap kekeringan dan terlindung dari serangan jamur lain yang berbahaya. Jamur ini tidak dapat tumbuh dan bereproduksi tanpa menggunakan akar inangnya. Adapun pada endomikoriza, hifanya akan menembus akar sampai ke bagian korteks. Jamur ini selain terdapat pada akar polong-polongan juga dapat hidup di akar anggrek, akar sayuran seperti kol. Kebalikan dari ektomikoriza, jamur ini mampu hidup tanpa ada inangnya. Hidupnya di mana-mana, asalkan pada tanah. Manfaatnya sama dengan ektomikoriza, selain itu dapat pula membantu pertumbuhan bintil akar untuk fiksasi nitrogen
2. Lumut Kerak (Lichenes) Pernahkah Anda melihat lumut kerak yang menempel pada pohon dan berwarna keperakan? Sepintas, terlihat seperti organisme tunggal dan seperti species lumut. Bentuknya berupa lembaran tipis seperti kerak. Sebenarnya lumut kerak ini merupakan gabungan miselium jamur yang di dalamnya terjalin sel-sel alga dan keduanya saling bersimbiosis mutualisme. Jamurnya adalah golongan Ascomycota atau Basidiomycota dengan alga hijau/Chlorophyta atau alga biru/Cyanophyta yang uniseluler. Meskipun keduanya hidup sendiri-sendiri, tetapi dengan hidup pada umut kerak lebih menguntungkan bagi keduanya, karena mereka mampu hidup pada substrat atau tempat yang organisme lain tidak dapat hidup, misalnya batu. Karena mampu hidup pada batu-batuan, Lichenes ini dikatakan sebagai organisme perintis yang mampu hidup di atas batu. Lichenes tersebut memulai pembentukan tanah dengan melapukkan permukaan batuan dan menambahkan kandungan zat-zat yang dimiliknya. Lichenes dapat juga digunakan sebagai indikator pencemaran udara, karena dia tidak mampu hidup pada udara yang sudah tercemar. Jadi, apabila di suatu daerah tidak ada Lichenes, ini menunjukkan bahwa udara di daerah tersebut sudah tercemar. Selain itu, Lichenes dapat dimanfaatkan pula sebagai obat, digunakan sebagai penambah rasa dan aroma, serta pigmen yang dihasilkan dapat dibuat kertas lakmus celup untuk menentukan indicator pH. Lichenes memperbanyak diri secara aseksual dan seksual. Secara aseksual dilakukan dengan cara fragmentasi, yaitu dengan potongan lumut kerak, maka induk akan terlepas. Apabila jatuh di tempat yang cocok akan tumbuh menjadi individu baru. Dapat juga dilakukan dengan membuat struktur khusus yang disebut soredia, yaitu sel-sel alga yang terbungkus oleh hifa, terdapat pada permukaan talus Lichenes, warnanya putih seperti tepung. Sel-sel alga ini dapat terlepas, jika jatuh pada tempat yang cocok, maka akan tumbuh menjadi Lichenes baru. Adapun perkembangbiakan jamur dan alga secara seksual dilakukan sendiri-sendiri. Jamur dapat membentuk askokarp atau basidiokarp yang mengandung spora. Jika sporanya masak akan pecah dan terlepas kemudian dibawa angin. Jika jatuh di tempat yang cocok dan bertemu dengan alga, maka akan terbentuk Lichenes.