>>>

Jumat, 14 Agustus 2009

BAB 12 :: PEREDARAN DARAH

Takut dengan darah? Jangan! Setetes darah sangat berarti bagi nyawa kita. Dalam bab ini kalian akan ditunjukkan bagaimana darah beredar dalam tubuh kita, bagaimana kita bisa sembuh ketika kulit sudah terluka. Peran darah begitu besar, setetes darah yang sebesar kepala jarum pentul penuh dengan 6 juta sel darah dalam setiap milimeter kubik.



A. Sistem Peredaran Darah pada Hewan

1. Sistem Peredaran Darah pada Avertebrata

Avertebrata merupakan hewan yang tidak bertulang belakang. Ada hewan yang belum memiliki peredaran darah, ada yang berupa peredaran darah terbuka, dan ada yang berupa peredaran darah tertutup.

a. Sistem peredaran darah tidak melalui peredaran darah

Hewan bersel satu (Protozoa) tidak memiliki sistem peredaran darah. Gas yang dibutuhkan dan zat makanan yang akan diserap dilakukan secara difusi, karena tubuh hanya terdiri atas satu sel sehingga seluruh aktivitas metabolismenya dilakukan oleh sel itu sendiri. Banyak hewan jenis ini yang menggunakan organel selnya untuk metabolisme, seperti Paramaecium menggunakan vakuola kontraktil untuk mengedarkan zat makanan cair, dan menggunakan vakuola makanan untuk mengedarkan zat makanan padat. Ada hewan yang menggunakan rongga sebagai saluran pencernaan sekaligus saluran peredaran yang dinamakan rongga gastrovaskuler. Contoh Hydra dan Planaria.

b. Sistem peredaran darah terbuka

Dinamakan sistem peredaran darah terbuka karena darah ataupun homolimfa dialirkan tidak melalui pembuluh, tetapi langsung dialirkan ke dalam rongga tubuh. Sistem ini dijumpai pada hampir semua jenis Mollusca dan Arthropoda.

1) Sistem peredaran darah Mollusca

Alat peredaran darah siput terdiri atas jantung dan pembuluh darah yang masih sederhana. Jantungnya terdiri atas atrium dan ventrikel yang terletak di dalam rongga perikardial. Jika jantung berdenyut, darah akan terpompa ke luar menuju rongga perikardial atau sinus terus menuju ke jaringan tubuh. Di dalam jaringan, darah akan membebaskan zat makanan dan menyerap zat-zat sisa. Selanjutnya darah akan menuju ke rongga perikardial terus ke jantung melalui ostium.

2) Sistem peredaran darah pada Arthropoda

Alat peredaran darah serangga terdiri atas jantung dan arteri. Jantung

disebut jantung pembuluh. Darah dan cairan tubuh serangga disebut

hemolimfa.

Arah aliran hemolimfa adalah:

Bila jantung pembuluh berdenyut ����hemolimfa terpompa mengalir melalui arteri ��masuk rongga tubuh ��masuk jaringan-jaringan tubuh tanpa melalui pembuluh-pembuluh kapiler ��dari jaringan-jaringan tubuh akan kembali masuk ke jantung pembuluh melalui ostium.

Fungsi hemolimfa untuk mengedarkan zat-zat makanan kepada sel-sel. Hemolimfa tidak mengandung hemoglobin sehingga tidak mengikat oksigen. Dengan demikian darah Arthropoda hanya mengedarkan sari makanan. Oksigen dan karbondioksida diedarkan melalui sistem trakea yang memungkinkan oksigen dari lingkungan dapat mencapai jaringan.

c. Sistem peredaran darah tertutup

Dinamakan sistem peredaran darah tertutup karena darah beredar di dalam pembuluh-pembuluh yang saling berhubungan. Peredaran darah tertutup sederhana, contohnya pada cacing tanah.

Sistem peredaran darah Annelida

Alat peredaran darah cacing tanah berupa pembuluh darah punggung (dorsal) dan pembuluh darah perut (ventral) yang dihubungkan oleh pembuluh darah samping (lateral) serta pembuluh kapiler. Pembuluh darah samping pada segmen ke-7 sampai ke-11 terdiri atas 5 pasang lengkung aorta kelima pasang lengkung aorta inilah yang dianggap “jantung cacing”.

2. Sistem Peredaran Darah pada Vertebrata

Sistem peredaran darah yang lebih kompleks terdapat pada vertebrata. Pusat peredaran darah vertebrata adalah jantung.

a. Sistem peredaran darah ikan

Sistem peredaran darah ikan disebut peredaran darah tunggal, karena darah hanya satu kali melewati jantung.

Jantung ikan terdiri dari 2 ruang, yaitu satu atrium dan satu ventrikel. Dinding atrium tipis, sehingga warna darah di dalamnya tampak memerah dengan jelas, sedangkan dinding biliknya cukup tebal, sehingga tampak lebih pucat. Selain itu pada jantung ikan terdapat sinus venosus yang menerima darah dari vena kardinalis anterior dan vena kardinalis posterior.

b. Sistem peredaran darah amfibia

Sistem peredaran darah katak disebut peredaran darah ganda karena dalam satu kali peredarannya, darah melewati jantung dua kali. Pada masa larva (berudu) sistem peredaran darahnya menyerupai ikan. Setelah metamorfosis menjadi katak, sistem peredaran darah mengalami perubahan yang sesuai untuk kehidupan di lingkungan darat.

Alat peredaran darah terdiri atas jantung, pembuluh nadi, kapiler, dan pembuluh balik. Jantung katak terdiri dari 3 ruang, yaitu 2 atrium (kanan = atrium dexter dan kiri = atrium sinister). Serta menampung darah dari pembuluh besar yang akan masuk ke atrium dexter.

c. Sistem peredaran darah reptilia

Sistem peredaran darah reptilia merupakan peredaran darah ganda, jantung reptilia terdiri atas 4 ruang, yaitu 2 atrium (kanan dan kiri) serta ventrikel (kanan dan kiri). Sekat antara ventrikel kanan dan ventrikel kiri umumnya belum sempurna. Pada buaya, sekat ventrikel hampir sempurna dan hanya terdapat suatu lubang yang disebut foramen panizzae.

Adanya foramen panizzae memungkinkan pemberian oksigen ke alat-alat

pencernaan dan untuk keseimbangan tekanan dalam jantung sewaktu menyelam dalam air. Arah aliran darah:

1) Dari ventrikel jantung ada dua aorta yang membelok ke kanan dan ke kiri.

2) Dari tiap aorta tersebut bercabang-cabang arteri kecil yang menuju ke berbagai organ tubuh.

3) Setelah sampai di kapiler darah kembali ke jantung.

d. Sistem peredaran darah burung

Sistem peredaran darah burung merupakan peredaran darah ganda. Jantung burung terbagi 4 ruang, yaitu 2 atrium (kanan dan kiri) serta 2 ventrikel (kanan dan kiri). Sekat antara ventrikel kiri dan ventrikel kanan sempurna sehingga tidak terjadi percampuran antara darah yang kaya dan miskin oksigen. Dibandingkan dengan vertebrata lainnya, darah di aorta burung mengandung lebih banyak oksigen. Busur aorta pada burung hanya ada satu, yaitu arcus aorta yang menuju ke sebelah kanan.

Arah aliran darah:

1) Darah dari vena (membawa CO2) ��serambi kanan ��dipompa keluar melalui arteri dada ��paru-paru.

2) Dalam paru-paru (darah melepas CO2 dan mengambil O2) ��serambi kiri ��darah dipompa keluar melalui aorta untuk diedarkan ke seluruh tubuh.

3) Aorta bercabang-cabang menjadi pembuluh kapiler yang terdapat dalam jaringan

4) Dalam jaringan, pembuluh kapiler darah (memberi O2 dan mengambil CO2 dan air) ��vena ��serambi kanan ��dan seterusnya.

B. Sistem Peredaran Darah Mamalia dan Manusia

1. Darah

Di dalam tubuh yang dinamakan darah adalah cairan berwarna merah

yang terdapat di dalam pembuluh darah. Warna merah tersebut tidak selalu tetap, tetapi berubah-ubah karena pengaruh zat kandungannya, terutama kadar O2 dan CO2. Bila kadar O2 tinggi maka warna darahnya menjadi merah muda, tetapi bila kadar CO2 nya tinggi maka warna darahnya menjadi merah tua.

Pada manusia atau mamalia, volume darahnya adalah 8% berat badannya. Jika seseorang dewasa yang berat badannya 60 kg, berat darahnya lebih kurang 0,08 × 60 kg liter darah. Jadi volume seluruh darah yang beratnya 50 kg adalah 4,8 liter.

a. Fungsi darah

1) Mengangkut sari makanan dan oksigen ke seluruh tubuh dan mengangkut sisa oksidasi ke alat pengeluaran.

2) Mengatur keseimbangan asam basa untuk menghindarkan kerusakan jaringan tubuh.

3) Mempertahankan tubuh dari infeksi kuman.

4) Menjaga stabilitas suhu tubuh dengan memindahkan panas dari alat tubuh yang aktif ke bagian yang kurang aktif.

5) Mengedarkan hormon dari kelenjar endokrin ke organ-organ tertentu.

b. Sel-sel darah

1) Eritrosit (sel darah merah) Ciri-ciri:

a) Tidak berinti.

b) Mengandung Hb (hemoglobin), yaitu suatu protein yang mengandung senyawa hemin dan Fe.

Hb mempunyai daya ikat terhadap O2 dan CO2. Pada laki-laki dewasa, dalam 1 mm3 darahnya terkandung 5 juta eritrosit. Sedangkan pada wanita dewasa dalam 1 mm3 darahnya terkandung 4 juta eritrosit. Kekurangan eritrosit, Hb, dan Fe akan mengakibatkan anemia.

2) Leukosit (sel darah putih)

Ciri-ciri:

a) Berfungsi mempertahankan tubuh dari serangan penyakit dengan cara memakan (fagositosis) penyakit tersebut. Itulah sebabnya leukosit disebut juga fagosit.

b) Jumlah leukosit sangat sedikit dibandingkan dengan eritrosit (dalam setiap mm3 darah hanya 6000 - 9000).

c) Bentuknya bervariasi dan mempunyai inti sel bulat ataupun cekung.

d) Geraknya seperti Amoeba dan dapat menembus dinding kapiler.

e) Plasma leukosit mengandung butiranbutiran (granula).

Pembagian leukosit

Berdasarkan ada atau tidaknya granula di dalam plasma, leukosit di kelompokkan menjadi:

a) Granulosit (leukosit bergranula)

(1) Neutrofil, plasmanya bersifat netral, inti selnya seringkali berjumlah banyak dengan bentuk bermacam-macam, bersifat fagositosis terhadap eritrosit, kuman dan jaringan mati.

(2) Eosinofil, plasmanya bersifat asam sehingga akan berwarna merah tua bila ditetesi eosin, bersifat fagosit dan jumlahnya akan meningkat jika tubuh terkena infeksi.

(3) Basofil, plasmanya bersifat basa sehingga akan berwarna biru jika ditetesi larutan basa, jumlahnya bertambah banyak jika terjadi infeksi, bersifat fagosit, mengandung heparin, yaitu zat kimia anti penggumpalan.

b) Agranulosit (leukosit tidak bergranula)

(1) Limfosit, tidak dapat bergerak, berinti satu, ukuran ada yang besar dan ada yang kecil, berfungsi untuk membentuk antibodi.

(2) Monosit, dapat bergerak seperti Amoeba, mempunyai inti yang bulat atau bulat panjang, diproduksi pada jaringan limfa dan bersifat fagosit.

3) Trombosit (keping-keping darah)

Ciri-ciri:

a) Sering disebut sel darah pembeku karena fungsinya dalam proses

pembekuan darah.

b) Berukuran lebih kecil daripada eritrosit maupun leukosit dan tidak berinti.

c) Dalam setiap mm3 terdapat 200.000 - 400.000 trombosit.

d) Dibentuk pada sel megakariosit sumsum tulang.

e) Mempunyai waktu hidup sekitar 8 hari.

c. Plasma darah (cairan darah)

Plasma darah manusia tersusun atas 90% air dan 10% zat-zat terlarut. Zat-zat terlarut tersebut, yaitu:

1) Protein plasma, terdiri atas albumin, globulin, dan fibrinogen.

Albumin berfungsi untuk menjaga volume dan tekanan darah. Globulin berfungsi untuk melawan bibit penyakit (sehingga sering disebut immunoglobulin). Ketiga protein tersebut dihasilkan oleh hati dengan konsentrasi 8%.

2) Garam (mineral) plasma dan gas terdiri atas O2 dan CO2

Konsentrasi garam kurang dari 1%. Garam ini diserap dari usus dan berfungsi untuk menjaga tekanan osmotik dan pH darah. Adapun gas diserap dari jaringan paru-paru. O2 berfungsi untuk pernapasan sel dan CO2 merupakan sisa metabolisme.

3) Zat-zat makanan terdiri atas lemak, glukosa, dan asam amino sebagai makanan sel. Zat makanan ini diserap dari usus.

4) Sampah nitrogen hasil metabolisme terdiri atas urea dan asam urat. Sampah-sampah ini diekskresikan oleh ginjal.

5) Zat-zat lain seperti hormon, vitamin, dan enzim yang berfungsi untuk membantu metabolisme. Zat-zat ini dihasilkan oleh berbagai macam sel.

d. Golongan darah

Dr. Landsteiner dan Donath menemukan antigen (aglutinogen) di dalam sel darah merah dan juga menemukan antibodi (aglutinin) yang terdapat di dalam plasma darah. Berdasar macam antigen yang ditemukan tersebut, beliau membagi golongan darah menjadi 4 golongan, yaitu seperti pada Tabel 5.1 berikut:

Golongan darah

Aglutinogen

Aglutinin

A

A

B

B

B

A

AB

A dan B

Tidak punya

0

Tidak punya

A dan B

Dalam transfusi darah, perlu diperhatikan jenis aglutinogen dari darah donor dalam eritrositnya, sedangkan pada resipien perlu diperhatikan macam aglutinin di dalam plasma darahnya. Hukum Landsteiner menyatakan bahwa bila aglutinogen bertemu dengan zat antinya (aglutinin), maka akan terjadi aglutinasi atau penggumpalan darah.

2. Alat-Alat Peredaran Darah

Alat peredaran darah terdiri atas jantung dan pembuluh darah.

a. Jantung

Jantung merupakan pompa berotot. Fungsinya sebagai alat pemompa darah. Jantung terdiri dari otot jantung (miokardium) yang bagian luarnya dilapisi oleh selaput jantung (perikardium) yang terdiri dari 2 lapisan. Di antara kedua lapisan tersebut terdapat cairan getah bening yang berfungsi untuk menahan gesekan. Bagian dalam jantung dilapisi oleh endokardium. Otot jantung mendapatkan zat-zat makanan dan oksigen dari darah melalui arteri koroner. Peristiwa penyumbatan dari arteri koroner disebut koronariasis. Jantung terdiri atas 4 ruangan, yaitu 2 atrium (serambi) dan 2 ventrikel (bilik).

1) Atrium

Atrium merupakan ruangan jantung tempat masuknya darah dari pembuluh balik (vena), antara atrium kanan dan atrium kiri terdapat katup valvula bikuspidalis pada fetus, antara atrium kanan dan kiri terdapat lubang yang disebut foramen ovale menjelang kelahiran, foramen ovale akan menutup.

2) Ventrikel

Ventrikel mempunyai otot lebih tebal daripada atrium, dan ventrikel kiri lebih tebal daripada ventrikel kanan. Ini disebabkan ventrikel berfungsi memompakan darah keluar jantung, antara ventrikel kanan dan kiri terdapat katup valvula trikuspidalis.

b. Pembuluh darah

Darah mengalir keluar dari jantung melalui pembuluh. Darah mengalir masuk ke jantung pun melalui pembuluh. Oleh sebab itu, pada dasarnya terdapat 2 kelompok pembuluh darah, yaitu pembuluh yang aliran darahnya meninggalkan jantung dan yang menuju jantung.

Macam-macam pembuluh darah

Macam-macam pembuluh darah, yaitu:

1) Arteri (pembuluh nadi)

Yaitu pembuluh darah yang membawa darah dari jantung. Pembuluh ini dapat dibedakan menjadi aorta, arteri, dan arteriole. Aorta adalah pembuluh darah yang langsung berhubungan dengan jantung. Aorta bercabang menjadi arteri. Sedangkan arteriole merupakan pembuluh nadi yang berhubungan dengan kapiler.

2) Vena (pembuluh balik)

Yaitu pembuluh darah yang membawa darah ke jantung. Pembuluh ini dapat dibedakan menjadi venule, vena, dan vena cava. Venule merupakan pembuluh balik yang berhubungan dengan kapiler. Vena menerima darah dari venule. Vena cava merupakan pembuluh balik besar yang langsung berhubungan dengan jantung.

3) Pembuluh kapiler

Merupakan pembuluh halus yang menghubungkan arteriole dengan venule. Kapiler merupakan pembuluh halus yang dindingnya hanya setebal selapis sel. Pada pembuluh inilah terjadi pertukaran oksigen dari darah dengan karbon dioksida jaringan.

Dinding pembuluh darah mempunyai 3 lapisan, yaitu:

1) Lapisan terluar, merupakan lapisan tipis dan kuat terdiri atas jaringan kuat.

2) Lapisan tengah, terdiri atas jaringan otot polos. Karena otot polos ini bersifat tidak sadar maka aliran darah dan tekanan darah pada pembuluh darah tidak dapat dirasakan.

3) Lapisan dalam, merupakan lapisan yang membatasi ruangan pembuluh darah.

3. Macam-Macam Peredaran Darah

Macam-macam peredaran darah, yaitu:

a. Peredaran darah besar atau sistem sirkulatoria magna. Yaitu peredaran darah dari jantung (bilik kiri) �� seluruh tubuh (kecuali paru-paru)���� jantung (serambi kanan).

b. Peredaran darah kecil atau sistem sirkulatoria parva. Yaitu peredaran darah dari jantung (bilik kanan) �� paru-paru �� jantung (serambi kanan).

c. Sistem vena porta. Yaitu vena dari suatu alat tubuh sebelum menuju ke jantung mampir dulu ke suatu alat. Pada manusia dan mamalia adalah sistem vena porta hepatica, yaitu darah dari usus sebelum ke jantung mampir dulu ke hati.

4. Getah Bening atau Limfa

Getah bening atau limfa berasal dari plasma darah yang keluar dari kapiler dan dialirkan oleh pembuluh limfa. Pembuluh limfa yang berasal dari kepala, leher, dada, jantung, paru-paru dan lengan kanan akan bersatu menjadi pembuluh limfa kanan (ductus limfaticus dexter). Adapun pembuluh limfa yang berasal dari bagian lainnya akan bersatu menjadi pembuluh limfa dada (ductus thorasicus) dan bermuara di vena bawah selangka.

Pembuluh limfa dada juga merupakan tempat bermuaranya pembuluh lemak atau pembuluh kil. Lemak inilah yang menyebabkan cairan limfa berwarna kuning keputih-putihan. Di sepanjang pembuluh limfa terdapat kelenjar-kelenjar limfa atau nodus. Kelenjar ini berfungsi untuk menyaring kuman. Beberapa kelenjar getah limfa yang besar adalah:

a. Kelenjar limfa lipat siku, lipat paha, ketiak, lutut, dan leher.

b. Kelenjar selaput lendir usus. Pembuluh limfa yang berasal dari selaput lendir usus disebut pembuluh kil.

c. Kelenjar folikel bawah lidah.

d. Kelenjar pada tonsil amandel dan adenoid.

C. Kelainan atau Penyakit pada Sistem Peredaran Darah

Kelainan dan penyakit pada darah dan sistem peredaran darah dapat disebabkan oleh faktor keturunan dan non keturunan.

1. Faktor Keturunan

Penyakit keturunan disebabkan oleh genetik. Di antaranya adalah sebagai berikut:

a. Hemofilia

Penyakit keturunan berupa darah yang keluar dari pembuluh darah tidak dapat membeku.

b. Thalassemia

Penyakit yang ditandai dengan bentuk sel darah merah yang tidak

beraturan. Akibatnya daya ikat terhadap oksigen dan karbon dioksida kurang.

c. Sick Cell Anemia (SCA)

Penyakit berupa kelainan sel darah merah yang berbentuk seperti bulan sabit, akibatnya daya ikat terhadap oksigen dan karbon dioksida berkurang.

2. Faktor Non Keturunan

Kelainan darah ini disebabkan oleh faktor fisiologis. Di antaranya adalah:

a. Anemia

Penyakit kurang darah, disebabkan kandungan Hb rendah, berkurangnya sel darah merah, atau menurunnya volume darah dari ukuran normal.

b. Anemia pernisiosa

Penyakit di mana tubuh tidak mampu menyerap vitamin B - 12.

c. Aneurisma

Penyakit pelebaran pembuluh arteri karena lemahnya dinding otot.

d. Eritroblastosis fetalis

Rusaknya eritrosit bayi di dalam kandungan karena perbedaan rhesus dengan ibu.

e. Elefantiasis

Penyumbatan aliran pembuluh limfa akibat infeksi cacing Filaria.

f. Hipertensi

Tekanan darah tinggi, yaitu nilai ambang tekanan sistole sekitar 140 - 200 mmHg atau lebih, dan nilai ambang tekanan diastole sekitar 90 - 110 mmHg atau lebih.

g. Hipotensi

Tekanan darah rendah, bila tekanan sistole di bawah 100 mmHg.

h. Leukemia (kanker darah)

Penyakit yang disebabkan bertambahnya leukosit yang tidak terkendali akibat kanker jaringan penghasil sel-sel darah putih.


[+/-] Baca Selengkapnya...

Selasa, 11 Agustus 2009

BAB 11 :: SITEM GERAK MANUSIA

Para insinyur telah mendesain berbagai objek yang kita kagumi, baik mesinmesin pabrik ataupun alat-alat berguna. Semua itu sebenarnya mencontoh konstruksi rangka dari tubuh kita. Dalam tubuh ada 206 tulang, lalu bagaimana konstruksinya?

Gerakan tubuh dimungkinkan karena adanya kerjasama antara tulang dan otot. Tulang tidak dapat berfungsi sebagai alat gerak bila tidak digerakkan oleh otot. Otot dapat menggerakkan tulang karena dapat berkontraksi. Otot disebut alat gerak aktif sedangkan tulang disebut alat gerak pasif.


Tulang-tulang di dalam tubuh manusia membentuk rangka. Fungsi rangka:

1. Memberi bentuk pada tubuh.

2. Sebagai alat gerak pasif.

3. Melindungi alat-alat tubuh dalam yang lemah.

4. Sebagai tempat melekatnya otototot rangka.

5. Menunjang tegaknya tubuh.

6. Tempat pembentukan sel-sel darah.

7. Sebagai tempat penimbunan mineral.

1. Tengkorak

Tengkorak terbentuk dari tempurung otak (kranium) dan bagian wajah.

a. Kranium

Fungsi untuk melindungi otak. Terdiri dari tulang-tulang:

1) Tulang dahi (os frontal), 2 tulang ubun-ubun (os parietal), 2 tulang kepala belakang (os occipetal). 2) Tulang baji (os sphenoidal), 2 tulang tapis (os ethmoidal), 2 tulang pelipis (os temporal).

b. Bagian wajah

Bagian wajah disusun oleh tulang-tulang : 2 tulang rahang atas (os maxillare), 2 tulang rahang bawah (os mandibulare), 2 tulang pipi (os zigomaticum), 2 tulang langit-langit (os pallatum), 2 tulang hidung (os nasale), 2 tulang air mata (os lacrimale), 2 tulang mata bajak (os vomer), 1 tulang lidah (os hyoideus).

2. Tulang Badan

Tulang badan terdiri atas tulang belakang, tulang dada, tulang rusuk, tulang bahu, tulang panggul.

a. Tulang belakang

Fungsi: menyangga tengkorak, tempat perlekatan tulang-tulang rusuk. Ruas-ruas tulang belakang terdiri atas 33 buah ruas tulang yang terbagi menjadi beberapa bagian, yakni 7 ruas-ruas tulang leher (servical), 12 tulang punggung (thoracales), 5 ruas tulang pinggang (lumbales), 5 ruas tulang kelangkang (os sakrum), pada 7 ruas tulang leher, ruas teratas atau pertama adalah tulang atlas, yang menghubungkan tulang belakang dengan tulang tengkorak. Tulang

punggung terdiri atas 12 ruas, pada sisi kiri dan kanannya melekat tulang-tulang rusuk.

b. Tulang dada

Tulang dada beserta tulang rusuk dan tulang punggung membentuk dinding kuat yang melindungi alat tubuh penting yang terdapat dalam rongga dada, seperti jantung dan paru-paru. Tulang dada terdiri atas bagian hulu (manubrium sterni), bagian badan (corvus sterni) dan taju pedang (processus xyphiodeus).

c. Tulang rusuk

Tulang rusuk terdiri atas 12 pasang. Ujung belakangnya melekat pada ruas-ruas tulang belakang. Tulang rusuk dapat dibedakan menjadi 3 macam:

1) Tulang rusuk sejati (7 pasang). Ujung belakangnya melekat pada ruasruas tulang panggung, ujung depan melekat pada tulang dada.

2) Tulang rusuk palsu (3 pasang). Ujung belakang melekat pada tulang rusuk di atasnya.

3) Tulang rusuk melayang (2 pasang). Ujung belakang melekat pada ruas-ruas tulang belakang, sedangkan ujung depannya tidak melekat pada tulang manapun.

d. Gelang bahu

Tulang gelang bahu terdiri dari: 2 tulang belikat (scapula) dan 2 tulang selangka (clavicula).

e. Gelang panggul

Tulang gelang panggul terdiri dari 2 tulang usus (os ilium), 2 tulang duduk (os ichium), 2 tulang kemaluan (os pubis).

3. Tulang Anggota Gerak

Tulang anggota gerak terdiri dari 2 kelompok, yaitu tulang anggota atas (lengan), dan tulang anggota bawah (tungkai).

Lengan terdiri atas: 2 tulang lengan atas (humerus), 2 tulang pengumpil (ulna), 2 batang hasta (radius), 16 tulang pergelangan tangan (os carpal), 10 tulang telapak tangan (os metacarpal), 28 ruas tulang jari tangan (phalanges), ibu jari 12 ruas.

Tungkai terdiri atas: 2 tulang paha (femur), 2 tulang tempurung lutut (patella), 2 tulang kering (tibia), 2 tulang betis (fibula), 14 tulang pergelangan kaki (tarsal), 10 tulang telapak kaki (metatarsal), 28 ruas tulang jari kaki (phalanges).

Tulang

Bentuk Tulang

1. Tulang pipa (tulang panjang). Contoh: tulang paha, tulang betis

2. Tulang pendek. Contoh: tulang telapak tangan

3. Tulang pipih. Contoh: tulang belikat, tulang rusuk

Macam-Macam Tulang:

1. Berdasarkan jenisnya, tulang dibedakan menjadi: tulang rawan (kartilago) dan tulang keras.

2. Berdasarkan struktur tulangnya, tulang dapat dibedakan menjadi: tulang kompak dan tulang spons.

3. Berdasarkan bentuknya, tulang dibedakan menjadi: tulang pipa, tulang pipih, tulang pendek.

1. Tulang Keras atau Tulang Sejati (Osteon)

Tulang merupakan jaringan pengikat yang tersusun oleh sel tulang (osteoblas) yang menghasilkan matriks yang mengandung endapan zat kapur, sehingga matriksnya menjadi lebih keras dibanding dengan tulang rawan. Berdasarkan matriksnya, tulang keras dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu tulang kompak dan tulang spons.

a. Tulang kompak: Matriks tersusun rapat dan padat, mengandung senyawa kapur dan fosfat. Pada tulang ini sel-sel tulang tersusun membentuk suatu sistem yang disebut sistem Havers. Di bagian tengah tulang terdapat saluran yang berisi pembuluh darah, pembuluh limfe, dan saraf, dan di sekeliling saluran terdapat lapisan sel tulang yang tersusun konsentris

b. Tulang spons: Matriks berongga tersusun atas anyaman trabeculae (semacam pecahan genting) yang pipih dan mengandung serabut kolagen. Ronggarongga yang ada pada tulang spons diisi oleh jaringan.

2. Tulang Rawan (Kartilago)

Sel tulang rawan disebut kondrosit, yang dibentuk oleh kondroblas. Kartilago dapat dibedakan menjadi 3, yaitu:

a. Kartilago hialin: matriks transparan, serabut kolagen, bersifat lentur. Contoh: pada permukaan persendian, laring, trakea, bronki, rangka janin, ujung tulang rusuk.

b. Kartilago elastis: matriks kekuningan, serabut elastis kuning bersifat elastis. Contoh: pada daun telinga membran niktitans, saluran eustachius, epiglotis dan faring.

c. Kartilago fibrosa: matriks keruh dan gelap, serabut kolagen putih bersifat kokoh dan kuat. Contoh: pada tempat pertautan tendon atau ligamentum pada tulang dekat permukaan persendian, tulang di antara tulang kemaluan, dan di antara tulang belakang.

Proses Penulangan (Osifikasi)

Rangka pada manusia mulai terbentuk lengkap pada akhir bulan kedua, atau awal bulan ketiga dari kehamilan. Semua rangka tersebut masih dalam bentuk kartilago. Rangka ini berasal dari jaringan ikat embrional atau mesenkim. Setelah kartilago terbentuk, rongga yang ada di tengahnya akan segera berisi sel-sel pembentuk tulang atau osteoblast. Sel-sel ini juga menempati jaringan pengikat di sekeliling rongga. Sel-sel tulang terbentuk secara konsentris, artinya pembentukannya bermula dari arah dalam terus keluar mengelilingi pusat. Setiap satuan sel-sel tulang akan melingkari suatu pembuluh darah dan serabut saraf, membentuk satu sistem yang disebut sistem Havers. Di antara sel-sel tulang terdapat zat sela atau matriks yang tersusun atas senyawa protein. Pembuluh darah dari sistem Havers ini bercabang-cabang menuju ke matriks, mengangkut zat fosfor, dan pengerasan tulang ini dinamakan osifikasi atau penulangan. Bila matriks tulang berongga, maka akan membentuk tulang spons. Bila matriksnya padat dan rapat, maka akan terbentuk tulang kompak atau tulang keras.

Bagian-Bagian Tulang Pipa

1. Epifise: bagian ujung tulang yang terdiri atas tulang rawan.

2. Diafise: bagian tengah yang memanjang dan di pusatnya terdapat rongga berisi sumsum tulang. Rongga ini terbentuk karena aktivitas osteoblas atau perombak sel-sel tulang.

3. Cakraepifise: bagian sempit di antara epifise dan diafise. Bagian ini terdiri atas tulang rawan yang kaya osteoblas. Pada orang dewasa yang tidak tumbuh meninggi lagi, bagian ini sudah menulang semua.

Hubungan Antartulang (Artikulasi)

Hubungan antara dua tulang dapat dibedakan atas 3 bentuk, yaitu:

1. Diartrosis

Hubungan 2 tulang yang memungkinkan terjadinya banyak gerak, dinamakan diartrosis. Berdasarkan tipe gerakannya, persendian diartrosis dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu:

a. Sendi peluru, persendian yang memungkinkan gerak paling bebas dibanding sendi yang lain, bergerak ke segala arah, ujung tulang yang satu berbentuk bongkol, ujung tulang yang lain berbentuk cekungan. Contoh: 1) Sendi antara tulang lengan atas dengan tulang belikat. 2) Tulang paha dengan tulang pinggul.

b. Sendi luncur, persendian yang memungkinkan gerakan menggeliat, membungkuk, dan menengadah. Contoh: hubungan antara ruas-ruas tulang belakang.

c. Sendi pelana, persendian yang gerakannya dua arah seperti orang naik kuda di atas pelana. Contoh: gerak pada ibu jari, antara metacarpal dan carpal.

d. Sendi engsel, persendian yang gerakannya satu arah seperti engsel pintu. Contoh: siku, lutut, mata kaki, ruas-ruas jari.

e. Sendi putar, persendian yang menimbulkan gerakan memutar (rotasi)

tulang yang satu mengitari tulang yang lain.

Contoh:

1) Hubungan antara tulang hasta dan pengumpil.

2) Antara tulang atlas dan tulang pemutar.

3) Pada pergelangan tangan.

4) Pergelangan kaki.

f. Sendi geser atau sendi kejut, persendian yang gerakannya menggeser. Contoh: hubungan antartulang pergelangan tangan.

2. Amfiartrosis

Hubungan tulang yang masih memungkinkan adanya sedikit gerakan kedua ujung tulang yang dihubungkan oleh tulang rawan dinamakan amfiartrosis. Contoh: hubungan antara ruas-ruas tulang belakang, dan hubungan antara tulang belakang dengan tulang iga.

3. Sinartrosis

Suatu sistem persendian pada tulang yang tidak dapat digerakkan, seperti terjadi pada persambungan tulang-tulang tengkorak dinamakan sinartrosis. Berdasarkan komponen penghubungnya, sinartrosis dibedakan menjadi dua, yaitu:

a. Sinartrosis sintibrosis, bila komponen penghubungnya berupa serabut-serabut jaringan ikat. Contoh: hubungan antartulang tengkorak.

b. Sinartrosis sinkondrosis, bila komponen penghubungnya berupa tulang rawan. Contoh: hubungan antarruas-ruas tulang belakang. Latihan berikut akan menumbuhkan rasa ingin tahu dan mengembangkan kecakapan personal dan akademik kalian.

B. Otot

Otot merupakan alat gerak aktif. Otot dapat bergerak karena adanya sel otot. Otot bekerja dengan cara berkontraksi dan relaksasi.

1. Macam-macam Otot

a. Otot polos, bentuk seperti perahu, terletak pada organ dalam, nucleus satu di tengah, gerakannya lambat, tidak cepat, mudah lelah, tidak sadar tanpa perintah otak.

b. Otot lurik, bentuk silindris dengan garis gelap terang, melekat pada rangka, nukleus banyak di tepi, bekerja secara sadar atas perintah otak, cepat mudah lelah.

c. Otot jantung, bentuk silindris, mempunyai percabangan yang disebut sinsitium, terletak pada jantung, nukleus satu di tengah, bekerja tidak sadar tanpa perintah otak, tidak cepat mudah lela

h.

2. Fungsi Otot

a. Melaksanakan kerja, misalnya: berjalan, memegang, mengangkat (otot lurik).

b. Mengalirkan darah, mengedarkan sari makanan dan oksigen (otot polos).

c. Menggerakkan jantung (otot jantung).

3. Karakteristik Otot

a. Kontraksibilitas, yaitu kemampuan otot untuk memendek (berkontraksi).

b. Ekstensibilitas, yaitu kemampuan otot untuk memanjang (berelaksasi).

c. Elastisitas, yaitu kemampuan otot untuk dapat kembali pada ukuran semula setelah memendek atau memanjang.

4. Jenis Gerak Otot

a. Antagonis (berlawanan)

Contoh: biseps dan triseps pada otot lengan atas. Arah gerak otot antagonis

1) Ekstensor - fleksor : meluruskan - membengkokkan

2) Abduktor - adduktor : menjauhkan - mendekatkan

3) Depressor - elevator : ke bawah - ke atas

4) Supinator - pronator : menengadah - menelungkup

b. Sinergis (bersamaan)

Contoh: otot pronator teres dan pronator kuadratus pada lengan bawah.

5. Macam-Macam Gerakan Otot

a. Fleksi: gerakan membengkokkan, misalnya membengkokkan pada siku, lutut, jari.

b. Ekstensi: gerak meluruskan, misalnya meluruskan siku, lutut, dan ruas jari.

c. Abduksi: gerak menjauhkan misalnya gerak tungkai menjauhkan dari sumbu tubuh.

d. Adduksi: gerak mendekatkan dengan sumbu tubuh, misalnya gerak mendekatkan tungkai dengan sumbu tubuh.

e. Pronasi: gerak memutar lengan sehingga telapak tangan menelungkup.

f. Supinasi: gerak memutar lengan sehingga tangan menengadah.

g. Depresi: gerak menekan ke bawah atau menurunkan.

h. Elevasi: gerak mengangkat ke atas.

6. Kelelahan Otot

Kelelahan otot dapat diakibatkan karena:

a. Habisnya bahan atau zat sebagai sumber energi untuk kontraksi otot

seperti glikogen dan sejenisnya.

b. Akumulasi hasil metabolisme karena kontraksi otot, seperti asam laktat.

C. Kelainan dan Gangguan pada Gerak

1. Gangguan pada Rangka

Gangguan pada rangka dapat disebabkan oleh gangguan pada tulang, persendian, kekurangan gizi, ataupun oleh penyakit.

a. Gangguan tulang

Fraktura, yaitu tulang retak atau patah. Macamnya:

1) Fraktura sederhana: jika tulang yang retak tidak sampai melukai organ lain di sekitarnya, misalnya organ otot.

2) Fraktura kompleks atau fraktura majemuk: jika tulang yang patah menyebabkan otot dan kulit terluka, bahkan ujung yang patah bisa mencuat keluar.

3) Fraktura greenstick: jika retak atau patah tulang tidak sampai memisahkan tulang menjadi dua bagian.

4) Fraktura comminuted atau remuk: jika tulang retak menjadi beberapa bagian tetapi masih tetap tertahan di dalam otot.

b. Persendian

1) Dislokasi: gangguan pergeseran sendi dari kedudukan semula karena tulang ligamennya tertarik atau sobek.

2) Terkilir atau keseleo: tertariknya ligamen sendi yang disebabkan oleh gerakan yang tiba-tiba atau tidak bisa dilakukan, menimbulkan rasa sakit.

3) Ankilosis: persendian tidak dapat digerakkan lagi karena tulangnya menyatu.

4) Artritis atau infeksi sendi: gangguan sendi yang ditandai terjadinya peradangan sendi yang disertai timbulnya rasa sakit dan kadang-kadang tulang sendi mengalami perubahan.

Macam Artritis:

a) Artritis eksudatif: radang getah dalam sendi.

b) Artritis sika: kekurangan cairan sinovial.

c) Gout artritis: gangguan gerak karena kegagalan metabolisme asam urat. Asam urat yang berlebihan akan diangkut oleh darah dan disimpan di dalam sendi kecil, seperti sendi ruas jari-jari. Tanda sendi yang mengalami kelebihan asam urat adalah membesarkan sendi.

d) Rheumatik: penyakit kronis pada sendi sehingga sendi membengkak.

e) Osteoartritis: kemunduran sendi karena kartilago menipis dan

degenerasi sehingga merangsang pembentukan tulang pada sendi.

c. Gangguan pada ruas-ruas tulang belakang

1) Skoliosis: tulang belakang bengkok ke samping.

2) Kifosis: tulang belakang bengkok ke belakang.

3) Lordosis: tulang belakang bengkok ke depan.

Hal tersebut akibat kebiasaan sikap tubuh yang salah. Di samping ketiga jenis gangguan tersebut ada satu lagi gangguan yang disebut subluksasi, yaitu gangguan ruas tulang leher yang disebabkan oleh kecelakaan ataupun gerakan tiba-tiba yang melebihi batas, akibatnya posisi kepala mengalami perubahan ke arah lain atau ke arah kanan.

d. Defisiensi dan gangguan fisiologi

1) Rakitis: tulang kaki membengkok seperti huruf X atau O. Disebabkan karena kekurangan vitamin D.

2) Mikrosefalus: ukuran kepala lebih kecil dibanding ukuran normal. Disebabkan kekurangan zat kapur saat pembentukan tulang-tulang tengkorak masa bayi.

3) Osteoporosis: tulang-tulang kurang keras sehingga tulang manusia menjadi rapuh dan mudah patah disebabkan kekurangan hormone estrogen pada masa menopause.

4) Kelainan lainnya antara lain karena penyakit TBC tulang, tumor yang mempengaruhi tekanan fisik dan fisiologik tulang serta peradangan pada jaringan pengikat dan tendon.

2. Gangguan pada Otot

a. Atrofi

Yaitu keadaan di mana otot mengecil sehingga menghilangkan kemampuannya untuk berkontraksi. Atrofi dapat terjadi karena penyakit poliomielitis dan keadaan tertentu misalnya sakit, sehingga seseorang harus istirahat di tempat tidur dalam jangka waktu lama. Poliomielitis adalah penyakit karena virus yang merusakkan saraf yang mengkoordinasi otot ke anggota gerak bawah.

b. Hipertrofi

Yaitu keadaan otot menjadi lebih besar dan kuat karena sering dilatih secara berlebih.

c. Kejang otot

Yaitu gangguan otot yang terjadi karena melakukan aktivitas terus menerus yang pada suatu ketika tak mampu lagi melakukan kontraksi alias kejang, karena telah kehabisan energi atau sering dikenal dengan kram.

d. Kaku leher atau stiff Yaitu keadaan leher terasa kaku dan sakit jika digerakkan.

e. Tetanus

Yaitu kejang otot yang disebabkan oleh toksin yang dihasilkan oleh baksil tetanus.

f. Miastema gravis

Yaitu keadaan di mana otot berangsur-angsur menjadi lemah dan menyebabkan kelumpuhan.


[+/-] Baca Selengkapnya...

here my FB account

Pengikut

Referensi Biologi Untuk SMA dan Mahasiswa S1, 100% Untuk Pendididikan, Tidak Dikomersilkan.