>>>

Selasa, 28 Juli 2009

BAB 8 :: SITOLOGI (SEL)

Setelah mempelajari bab ini, kalian dapat menjelaskan seluk beluk sel; makhluk hidup menjalankan proses-proses hidupnya dengan sel melalui peran organela-organela yang terdapat di dalamnya serta proses proses lain yang terkait dengan sel.


A. Sel sebagai Unit Terkecil Kehidupan

Sel merupakan unit terkecil makhluk hidup, berarti di dalam sel terdapat bagian-bagian yang berperan dalam melakukan aktivitas hidup sel. Coba pahamilah kalimat tersebut! Unit berarti bagian terkecil dari sesuatu yang dapat berdiri sendiri. Seperti halnya keluarga merupakan unit sosial yang paling kecil dalam kelompok hidup di masyarakat. Keluarga-keluarga akan membentuk desa. Begitu pula sel. Jutaan sel yang berukuran kecil menyusun tubuh makhluk hidup.

Pengetahuan tentang sel telah dimulai sejak abad ke-17 di mana pada waktu itu Robert Hooke (1635-1703) dari Inggris seorang pedagang kaca berhasil membuat sebuah alat yang dapat digunakan untuk mengamati benda-benda yang sangat kecil. Alat itu kemudian dikenal dengan nama mikroskop.

Dengan mikroskop itu Robert Hooke dapat melihat bagian-bagian dari irisan kulit kayu yang mati dan sangat kecil. Hasil pengamatan itu berupa petak-petak segi empat yang di tengahnya kosong. Benda tersebut disebut sel yang berarti petak atau ruang kecil.

Pada tahun 1838 - 1939, dua orang ahli fisiologi Jerman, Theodor Schwann dan Matthias Jakob Schleiden, masing-masing bekerja secara Sendiri-sendiri, mengajukan suatu teori sel yang baru dan revolusioner. Mereka menganggap bahwa makhluk hidup, dari yang paling sederhana sampai yang paling kompleks, hampir sepenuhnya tersusun dari sel dan bahwa sel-sel ini memainkan peranan penting dalam semua kegiatan hidup.

Kemudian, diketahui tidak hanya tubuh hewan dan tumbuh-tumbuhan yang lebih tinggi yang terdiri dari banyak sel, tetapi juga bahwa tiap-tiap makhluk hidup berasal dari perkembangan satu sel tunggal.

Ukuran dan Bentuk Sel

Sel mempunyai ukuran dan bentuk yang bervariasi. Umumnya ukuran sel adalah mikroskopis. Sebagai contoh pada ovum manusia mempunyai diameter 100µ, erytrosit 10 µ, bakteri 1 µ, dan virus 0,1 µ dan sel-sel lain berkisar 0,4 µ sampai 10 µ. Telur ayam atau telur burung adalah sebuah sel di mana yang disebut sel adalah vitellusnya. Jika diperhatikan ini adalah ukuran sel yang sangat besar, itulah sebabnya, ukuran rata-rata dari sel sangat sukar ditentukan. Sesuai dengan fungsinya maka bentuk sel itu menunjukkan variasi yang bermacam-macam. Pada umumnya bentuk sel pada tumbuhan adalah segi empat memanjang atau segi enam, misalnya sel-sel epidermis, sel-sel parenkim. Di samping itu pada bagian kayu sel-selnya berbentuk serabut (sklerenkim) dan bulat (kolenkim).

Bentuk sel pada hewan dan manusia juga bermacam-macam, terutama sel-sel jaringan kulit tepi, kita kenal antara lain:

1. Selapis sel bulat pipih disebut sel squamosa simplek.

2. Sel bulat pipih berlapis disebut squamosa komplek.

3. Sel berbentuk kubus disebut kuboid.

4. Sel berbentuk segi empat disebut kolumner

B. Perbedaan Struktur Sel Tumbuhan dan Hewan

Perbedaan struktur sel tumbuhan dan hewan dapat dilihat dalam Tabel 1.1 berikut.

Organel yang Berbeda

Hewan

Tumbuhan

Dinding sel

Tidak ada membran

plasma tipis dan lentur

serta tidak mengalami

penebalan

Ada, dinding sel kuat

dan mengalami penebalan

terdiri dari

selulosa (serat kayu)

Membran plasma

Ada

Ada

Sitoplasma

Ada

Ada

Mitokondria

Ada

Ada

Lisosom

Ada

Tidak ada

Ribosom

Ada

Ada

Badan Golgi

Ada

Ada

Sentrosom

Ada

Tidak ada (kecuali

pada tumbuhan tingkat

rendah)

Plastida

Tidak ada

Ada

Mikrotubulus

Ada

Tidak ada

Vakuola

Tidak ada, kecuali pada Protozoa

Ada (besar)

Retikulum Endoplasma (RE)

Ada

Ada

Nukleus

Ada

Ada





C. Membran Plasma dan Organel

Secara struktural maupun fungsional sel terdiri atas: membran plasma, sitoplasma, nukleus, dan organel-organel lain.

1. Membran Plasma

Membran plasma merupakan suatu selaput yang membungkus suatu massa protoplasma. Sedangkan protoplasma yang mengelilingi nucleus disebut sitoplasma. Komponen penyusun dasar protoplasma adalah air (H2O) yang jumlahnya berkisar antara 70 - 90 % dari berat individu, terdapatnya dalam bentuk bebas atau terikat.

Unsur-unsur C, H, O dan N merupakan bagian yang terbesar di dalam protoplasma. Ketiga unsur C, H dan O merupakan unsur pembentuk senyawa kimia yang bermacam-macam dengan ukuran molekul yang besar. Di dalam protoplasma unsur-unsur ada yang berupa unsur anorganik.

Dalam protoplasma unsur anorganik dalam bentuk sebagai berikut:

1. Dalam bentuk garam, misalnya: natrium klorida (NaCl), kalium nitrat (KNO3), kalsium sulfat (CaSO4).

2. Dalam bentuk asam, misalnya: asam klorida (HCl), asam nitrat (HNO3), asam karbonat (H2CO3).

3. Dalam bentuk basa, misalnya: natrium hidroksida (NaOH), kalium hidroksida (KOH).

Senyawa organik di dalam protoplasma tersusun oleh unsur C, H, dan O. Senyawa organik terdiri dari: karbohidrat, lemak dan protein yang merupakan sumber energi di dalam protoplasma.

2. ORGANELA-ORGANELA SEL

a. Retikulum Endoplasma (RE)

1) Merupakan organel yang terletak di dalam sitoplasma.

2) Fungsinya selain sebagai tempat perlekatan ribosom, juga berfungsi memperkaya senyawa protein hasil sintesis ribosom yang melekat di permukaan membrannya serta transpor zat dalam sel.

b. Ribosom

1) Selain menempel pada RE, ribosom juga terletak di dalam sitoplasma.

2) Ribosom adalah massa berbutir-butir yang berhubungan dengan RE.

3) Ribosom mengandung ARN.

4) Fungsi ribosom sebagai tempat sintesis protein.

c. Mitokondria

1) Mitokondria adalah struktur-struktur kecil yang tersusun dari protein dan lipida yang membentuk suatu gel yang stabil dan keras.

2) Mitokondria berbentuk lonjong dengan dua lapis membran, di mana membran dalam membentuk lipatan.

3) Fungsinya sebagai penghasil energi karena terlibat dalam proses respirasi sel.

d. Badan Golgi

1) Badan golgi terdiri dari suatu jaringan tak teratur dari benda-benda seperti batang, bulat, atau berbutir-butir pada sel-sel hewan, yang sering terpusat di sekitar nukleus.

2) Badan golgi banyak terdapat pada sel-sel kelenjar dan saraf, tetapi hanya sedikit pada sel-sel otot.

3) Fungsi badan golgi untuk ekskresi sel, pembentukan dinding sel, dan pembentukan lisosom.

e. Nukleus

1) Merupakan suatu struktur relatif besar yang berbentuk bulat, bulat telur, atau tak teratur dan dikelilingi oleh sitoplasma sel.

2) Memiliki bagian-bagian penting, yaitu:

a) Membran inti (karioteka), sebagai pembungkus sekaligus pelindung inti.

b) Nukleoplasma, merupakan cairan inti berbentuk sel, kaya substansi kimia seperti ion-ion, protein, enzim, nukleotida, dan benang-benang kromatin.

c) Yang bertindak sebagai organisator inti dan banyak mengandung salinan gen-gen yang memberikan kode RNA ribosom.

f. Lisosom

Lisosom adalah benda seperti vakuola yang mensekresikan enzimenzim untuk mencernakan bahan makanan demikian juga pada kematian sebuah sel, lisosom melepaskan zat-zat yang menghancurkan “Bangkai” sel ini.

1) Lisosom berbentuk bulat dan berisi enzim hidrolitik atau lisozim.

2) Fungsi sebagai organ pencerna intraseluler.

g. Sentrosom

1) Sentrosom adalah suatu daerah yang agak padat di dalam protoplasma, terletak di dekat inti sel.

2) Di bagian tengah sentrosom terdapat dua buah benda kecil seperti titik, berbentuk tongkat, atau benda-benda seperti huruf V yang disebut sentriol.

3) Fungsi memegang peranan penting dalam pembelahan sel.

h. Plastida

1) Plastida merupakan benda-benda dengan bermacam-macam bentuk yang ditemukan di dalam sel-sel tumbuh-tumbuhan tersusun dari lipida dan protein.

2) Plastida mensintesis lemak, protein dan pati.

3) Macam-macam plastida:

a) Kloroplas, plastida yang mengandung klorofil, pigmen karotenoid, dan pigmen fotosintesis lainnya.

b) Kromoplas, plastida yang memberikan aneka ragam warna non fotosintesis, misalnya pigmen merah, kuning, dan sebagainya.

c) Leukoplas, plastida tak berwarna atau berwarna putih. Umumnya terdapat pada organ tumbuhan yang tidak kena sinar matahari, khususnya pada organ penyimpanan cadangan makanan, seperti pada akar, biji dan daun muda. Berdasarkan fungsinya leukoplas dapat dibedakan menjadi:

(1) Amiloplas, yaitu leukoplas yang berfungsi membentuk dan menyimpan amilum.

(2) Elaioplas, yaitu leukoplas yang berfungsi untuk membentuk dan menyimpan lemak.

i. Mikrotubulus

1) Mikrotubulus adalah pipa-pipa yang panjang dan halus yang telah ditemukan pada berbagai jenis sel, baik tumbuh-tumbuhan maupun hewan.

2) Mikrotubulus terdiri dari protein.

3) Fungsi, untuk mempertahankan bentuk sel hewan dan mengarahkan gerakan komponen-komponen sel, selain itu juga membantu dalam pembelahan sel mitosis.

j. Vakuola

1) Vakuola lebih sering ditemukan dalam sel tumbuh-tumbuhan daripada dalam sel hewan, masing-masing dipisahkan dari sitoplasma oleh sebuah selaput, yang agak mirip dengan membran plasma.

2) Vakuola berisi air yaitu getah sel yang mengandung makanan, sekresi sel, dan zat-zat buangan.

k. Dinding sel

1) Dinding sel merupakan struktur tebal yang terletak di bagian terluas dari sel. Hanya dijumpai pada sel tumbuhan.

2) Fungsi sebagai pelindung berbagai komponen di dalam sel sekaligus sebagai pemberi bentuk sel.

D. Mekanisme Transpor pada Membran

Gerakan zat melalui membran dibedakan menjadi dua macam, yaitu gerakan pasif yang tidak menggunakan energi dan gerakan aktif yang memerlukan energi, yang termasuk gerakan pasif adalah difusi dan osmosis, sedang yang termasuk gerakan aktif adalah transpor aktif, endositosis, dan eksositosis

1. Difusi

Di dalam sel terjadi peristiwa perpindahan molekul zat dari tempat yang berkonsentrasi tinggi ke tempat yang berkonsentrasi lebih rendah untuk mencapai kesamaan konsentrasi. Peristiwa tersebut dinamakan difusi. Di tingkat sel, difusi bermacam bahan, termasuk air terjadi terus menerus dan di mana mana.

2. Osmosis

Selain difusi di dalam sel juga terjadi osmosis, yaitu perpindahan melekul air melalui selaput semipermiabel dari larutan yang hipotonis (kepekatan rendah) ke larutan hipertonis (kepekatan tinggi).

3. Transpor Aktif

Perpindahan zat melalui membrane selektif permiabel dari tempat yang konsentrasi zatnya rendah ke tempat yang konsentrasi zatnya tinggi menggunakan energi (ATP) dan enzim pengangkut (protein carier) dinamakan transpor aktif. Transpor aktif melawan gradien konsentrasi suatu zat. Contohnya pompa Na+, K+. Senyawa yang berupa karbohidrat agar dapat diserap harus dipecah atau disederhanakan dahulu menjadi monosakarida, seperti fruktosa, glukosa dan galaktosa. Senyawa-senyawa tersebut masih bersifat pasif sehingga sukar diserap oleh sel. Untuk itu harus diaktifkan lebih dahulu dengan menggunakan energi yang tersimpan di dalam sel berupa energi kimia yang disebut ATP (Adenosin Tri Phospat).

Untuk membebaskan energi ATP diperlukan enzim tertentu sehingga terbatas energinya berupa 1 mol phospat sehingga sisanya berupa ADP (Adenosin Diphospat). Peristiwa inilah yang disebut transpor aktif.

4. Endositosis dan Eksositosis

Endositosis dan eksositosis dapat terjadi pada organisme bersel satu seperti Amoeba dan Paramaecium dan sel-sel tertentu dari tubuh Vertebrata misalnya sel darah putih. Karena bersel satu itulah zat-zat padat atau tetes-tetes cairan dimasukkan dan dikeluarkan melalui membran sel. Proses memasukkan zat-zat padat atau tetes-tetes cairan melalui membran sel disebut dengan endositosis sedangkan proses mengeluarkan zat-zat padat atau tetes-tetes cairan melalui membran sel disebut eksositosis.

[+/-] Baca Selengkapnya...

Minggu, 26 Juli 2009

BAB 7 :: PENCEMARAN ALAM

Apakah yang akan terjadi apabila ekosistem tidak seimbang? Faktor-faktor apakah yang menyebabkan keseimbangan lingkungan terganggu? Setelah mempelajari bab ini, kalian dapat menjaga lingkungan dan mencegah pencemaran lingkungan serta dapat membuat produk daur ulang limbah.

A. Macam-macam Pencemaran dan Penyebabnya

Ada beberapa macam pencemaran, yaitu:

1. Macam-macam Pencemaran Menurut Tempatnya

a. Pencemaran tanah

Gejala pencemaran tanah dapat diketahui dari tanah yang tidak dapat digunakan untuk keperluan fisik manusia. Tanah yang tidak dapat digunakan, misalnya tidak dapat ditanami tumbuhan, tandus dan kurang mengandung air tanah. Faktor-faktor yang mengakibatkan terjadinya pencemaran tanah antara lain pembuangan bahan sintetis yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme, seperti plastik, kaleng, kaca, sehingga menyebabkan oksigen tidak bisa meresap ke tanah. Faktor lain, yaitu penggunaan pestisida dan detergen yang merembes ke dalam tanah dapat berpengaruh terhadap air tanah, flora, dan fauna tanah.

Cara pencegahan dan penanggulangan pencemaran tanah, antara lain sebagai berikut.

1) Sebelum dibuang ke tanah senyawa sintetis seperti plastic sebaiknya diuraikan lebih dahulu, misalnya dengan dibakar.

2) Untuk bahan-bahan yang dapat didaur ulang, hendaknya dilakukan

proses daur ulang, seperti kaca, plastik, kaleng, dan sebagainya.

3) Membuang sampah pada tempatnya.

4) Penggunaan pestisida dengan dosis yang telah ditentukan.

5) Penggunaan pupuk anorganik secara tidak berlebihan pada tanaman.

6) Remidiasi tanah (kegiatan pembersihan permukaan tanah)


b. Pencemaran air

Pencemaran air dapat diketahui dari perubahan warna, bau, serta adanya kematian dari biota air, baik sebagian atau seluruhnya. Bahan polutan yang dapat menyebabkan polusi air antara lain limbah pabrik, detergen, pestisida, minyak, dan bahan organik yang berupa sisa-sisa organisme yang mengalami pembusukan. Untuk mengetahui tingkat pencemaran air dapat dilihat melalui besarnya kandungan O2 yang terlarut.

Ada 2 cara yang digunakan untuk menentukan kadar oksigen dalam air, yaitu secara kimia dengan COD (Chemical Oxygen Demand) dan BOD (Biochemical Oxygen Demand). Makin besar harga BOD makin tinggi pula tingkat pencemarannya.

Cara pencegahan dan penanggulangan pencemaran air dapat

dilakukan sebagai berikut:

1) Cara pemakaian pestisida sesuai aturan yang ada.

2) Sisa air buangan pabrik dinetralkan lebih dahulu sebelum dibuang ke sungai.

3) Pembuangan air limbah pabrik tidak boleh melalui daerah pemukiman penduduk. Hal ini bertujuan untuk menghindari keracunan yang mungkin terjadi karena penggunaan air sungai oleh penduduk.

4) Setiap rumah hendaknya membuat septi tank yang baik.


c. Pencemaran udara

Pencemaran udara dapat bersumber dari manusia atau dapat berasal dari alam. Pencemaran oleh alam, misalnya letusan gunung berapi yang mengeluarkan debu, gas CO, SO2, dan H2S. Partikel-partikel zat padat yang mencemari udara di antaranya berupa debu, jelaga, dan partikel logam. Partikel logam yang paling banyak menyebabkan pencemaran adalah Pb yang berasal dari pembakaran bensin yang mengandung TEL (tetraethyl timbel). Adanya pencemaran udara ditunjukkan oleh adanya gangguan pada makhluk hidup yang berupa kesukaran bernapas, batuk, sakit tenggorokan, mata pedih, serta daun-daun yang menguning pada tanaman.

Zat-zat lain yang umumnya mencemari lingkungan, antara lain:

1) Oksida karbon (CO dan CO2) dapat mengganggu pernapasan, tekanan darah, saraf, dan mengikat Hb sehingga sel kekurangan O2.

2) Oksida sulfur (SO2 dan SO3) dapat merusak selaput lendir hidung dan tenggorokan.

Cara pencegahan dan penanggulangan terhadap pencemaran udara, antara lain sebagai berikut.

1) Perlu dibatasi penggunaan bahan bakar yang menghasilkan CO.

2) Menerapkan program penghijauan di kota-kota untuk mengurangi tingkat pencemaran.

3) Memilih lokasi pabrik dan industri yang jauh dari keramaian dan

pada tanah yang kurang produktif.

4) Gas-gas buangan pabrik perlu dibersihkan dahulu sebelum dikeluarkan ke udara bebas. Pembersihan dapat menggunakan alat tertentu, misalnya cottrell yang berfungsi untuk menyerap debu.


d. Pencemaran suara

Polusi suara disebabkan oleh suara bising kendaraan bermotor, kapal terbang, deru mesin pabrik, radio, atau tape recorder yang berbunyi keras sehingga mengganggu pendengaran.



2. Macam-macam Pencemaran Menurut Bahan Pencemarnya

a. Pencemaran kimiawi adalah pencemaran yang disebabkan oleh bahan yang berupa zat radioaktif, logam (Hg, Pb, As, Cd, Cr dan Hi), pupuk anorganik, pestisida, detergen, dan minyak.

b. Pencemaran biologi adalah pencemaran yang disebabkan oleh bahan yang berupa mikroorganisme, misalnya Escherichia coli, Entamoeba coli, dan Salmonella thyposa.

c. Pencemaran fisik adalah pencemaran yang disebabkan oleh bahan

yang berupa kaleng-kaleng, botol, plastik, dan karet.



B. Perubahan Lingkungan

Perubahan lingkungan dapat terjadi oleh aktivitas manusia atau kejadian alam seperti letusan gunung berapi, tanah longsor, dan kebakaran hutan. Perubahan lingkungan yang terjadi, baik yang dilakukan oleh manusia atau kejadian alam dapat bersifat positif, artinya bermanfaat bagi kesejahteraan manusia dan bersifat negatif yang merugikan bagi kehidupan manusia. Perubahan lingkungan terjadi apabila ada perubahan dalam daur biologi atau daur biogeokimia.

Penebangan pohon di hutan tanpa perhitungan akan menimbulkan akibat yang saling berantai antara faktor biotik dan abiotik. Penebangan hutan berarti menghilangkan sebagian besar produsen dalam suatu ekosistem. Karena itu akan menyebabkan kepunahan sebagian flora dan fauna yang ada di hutan tersebut. Pengaruh yang lainnya, dengan pembukaan hutan akan menyebabkan perubahan dalam daur hidrologi. Bila hujan turun pada tanah yang terbuka, maka air akan langsung masuk ke dalam tanah yang memiliki kesuburan yang tinggi. Dengan tidak adanya pohon yang menahan air hujan yang meresap ke dalam tanah akan menyebabkan aliran air di permukaan tanah menjadi besar. Adanya aliran yang besar dan cepat akan mengikis permukaan tanah yang subur. Hilangnya kesuburan tanah akan mengurangi populasi cacing tanah yang berperan membantu menyuburkan tanah. Kurangnya resapan air di dalam tanah akan menyebabkan kekeringan di musim kemarau. Dengan penebangan pohon, menyebabkan dasar hutan lebih banyak menerima cahaya matahari dan suhu akan naik, yang dapat menyebabkan lebih cepatnya penguraian sampah organik sebagai sumber zat hara tanah. Penguraian sampah organik di tanah secara drastis akan mengganggu daur nitrogen.

Pengembalian lingkungan yang sudah berubah merupakan pekerjaan yang sulit dan memerlukan biaya yang besar serta waktu yang panjang. Untuk itu perlu dijaga agar kerusakan lingkungan tidak terjadi. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian lingkungan, seperti:

1. Melakukan perlindungan hutan dengan cara antara lain: menebang hutan secara selektif, melakukan reboisasi, mencegah terjadinya kebakaran hutan, pangadaan taman nasional, dan lain-lain.

2. Menggunakan pestisida dan pupuk sesuai dosis yang dianjurkan.

3. Mengolah limbah sebelum dibuang ke sungai atau ke saluran air yang lain.

4. Tidak membuang sampah sembarangan.

5. Melakukan proses daur ulang untuk sampah yang bisa dimanfaatkan.


C. Upaya Pencegahan Pencemaran Lingkungan

Pada dasarnya ada tiga cara yang dapat dilakukan dalam rangka pencegahan pencemaran lingkungan, yaitu:

1. Secara Administratif

Upaya pencegahan pencemaran lingkungan secara administrative adalah pencegahan pencemaran lingkungan yang dilakukan oleh pemerintah dengan cara mengeluarkan kebijakan atau peraturan yang berhubungan dengan lingkungan hidup. Contohnya adalah dengan keluarnya undang-undang tentang pokok-pokok pengelolaan lingkungan hidup yang dikeluarkan oleh presiden Republik Indonesia pada tanggal 11 Maret 1982. Dengan adanya AMDAL sebelum adanya proyek pembangunan pabrik dan proyek yang lainnya.

2. Secara Teknologis

Cara ini ditempuh dengan mewajibkan pabrik untuk memiliki unit pengolahan limbah sendiri. Sebelum limbah pabrik dibuang ke lingkungan, pabrik wajib mengolah limbah tersebut terlebih dahulu sehingga menjadi zat yang tidak berbahaya bagi lingkungan.

3. Secara Edukatif

Cara ini ditempuh dengan melakukan penyuluhan terhadap masyarakat akan pentingnya lingkungan dan betapa bahayanya pencemaran lingkungan. Selain itu, dapat dilakukan melalui jalur pendidikan-pendidikan formal atau sekolah.

E. Jenis-jenis Limbah dan Pemanfaatan Limbah

Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, maka kebutuhan manusia juga semakin meningkat sehingga jumlah sampah yang dihasilkan juga semakin tinggi. Limbah yang langsung dibuang ke lingkungan tanpa diolah terlebih dulu dapat mengganggu keseimbangan ekosistem. Secara biologis, limbah dapat dibagi menjadi:

1. Limbah yang Dapat Diuraikan (Biodegradable)

Limbah jenis ini adalah limbah yang dapat diuraikan atau didekomposisi, baik secara alamiah yang dilakukan oleh decomposer (bakteri dan jamur) ataupun yang disengaja oleh manusia, contohnya adalah limbah rumah tangga, kotoran hewan, daun, dan ranting.

2. Limbah yang Tak Dapat Diuraikan (Nonbiodegradable)

Adalah limbah yang tidak dapat diuraikan secara alamiah oleh dekomposer. Keberadaan limbah jenis ini di alam sangat membahayakan, contohnya adalah timbal (Pb), merkuri, dan plastik. Untuk menanggulangi menumpuknya sampah tersebut maka diperlukan upaya untuk dapat menanggulangi hal tersebut. Pemanfaatan limbah dapat ditempuh melalui dua cara, yaitu dengan proses daur ulang menjadi produk tertentu yang bermanfaat dan tanpa daur ulang.

1. Melalui Daur Ulang

Baik limbah organik (yang berasal dari sisa makhluk hidup) maupun sampah anorganik (dari bahan-bahan tak hidup atau bahan sintetis) dapat dimanfaatkan menjadi suatu produk yang bermanfaat bagi kebutuhan manusia.

2. Tanpa Daur Ulang

Selain melalui daur ulang, sampah juga bisa langsung dimanfaatkan tanpa daur ulang. Contohnya adalah pemanfaatan ban-ban bekas yang dijadikan perabot ( meja, kursi, dan pot ), serbuk gergaji sebagai media penanaman jamur, botol, dan kaleng yang dapat digunakan untuk pot.


[+/-] Baca Selengkapnya...

here my FB account

Pengikut

Referensi Biologi Untuk SMA dan Mahasiswa S1, 100% Untuk Pendididikan, Tidak Dikomersilkan.